Mid laner berusia 26 tahun itu dikenal merupakan pisau tentara Swiss dari segi fleksibilitas champions untuk timnya. Dia bisa menggunakan assassin untuk menerobos lini belakang seperti Akali, penskala mid laner untuk mengontrol kecepatan dengan Viktor, atau playmaking, macro-dealer damage berorientasi seperti Ryze.
Faker juga bahkan sangat rela mengorbankan kesuksesannya demi membantu rekan satu timnya unggul. Menurut Elixir Oracle dilansir dari Dot Esports, buktinya adalah dengan memiliki statistik salah satu persentase bagian rata-rata terendah dari total gold T1 di Worlds.
Penandatanganan perpanjangan kontrak mengindikasikan sang mid laner fenomenal telah mengisi ulang tenaga dan meremajakan diri demi memenangkan gelar lainnya. Tahun ini, ia membantu timnya tak terkalahakan selama Spring Split 2022, mencapai final LCK berturut-turut, hingga nyaris mencetak sejarah di Worlds 2022.
Perjuangan T1 di Worlds tahun ini berakhir finis sebagai runner-up setelah takluk melawan sesama tim LCK, DRX, di grand final.
Faker menghadiri Worlds 2022 dengan memimpin beberapa rekan tim termuda di ajang tersebut. Meski begitu, pemimpin yang berpengalaman itu membimbing skuad ke level yang luar biasa sepanjang turnamen saat menghadapi tim-tim top dunia macam Royal Never Give Up, JD Gaming, EDward Gaming, Fnatic, dan Cloud9.