Paolo Lorenzi Pensiun Usai Lewati Petualangan Terbaik Dalam Hidup
Berita Tenis: Petenis berusia 39 tahun, Paolo Lorenzi dikenal di antara rekan sesama petenis akan etos kerja yang tanpa lelah dan sikap yang ramah.
Petenis berkebangsaan Italia melakoni pertandingan terakhir pada hari Kamis (26/8) di laga kedua babak kualifikasi US Open musim 2021. Petenis berkebangsaan Perancis, Maxime Janvier mengalahkannya dengan 6-4, 6-3.
“Tidak ada lagi tenis profesional. Itu yang saya pikirkan, mengakhirinya di New York. Saya selalu mencintai New York, jadi, saya pikir itu akan menjadi tempat yang tepat untuk mengakhirinya,” ungkap Lorenzi kepada ATPTOUR.com.
“Semuanya lebih menyulitkan dan saya mengalami beberapa cedera di awal musim ini. Jadi, saya tahu bahwa tubuh saya tidak lagi seperti sebelumnya. Anda harus tahu kapan waktunya anda untuk mengakhirinya.”
Game terakhir dari pertandingan itu sesuai bagi petenis berkebangsaan Italia yang mengamankan tiga match point dan mendapatkan satu peluang break point sebelum akhirnya harus menelan kekalahan. Setelah itu, ia menghabiskan kira-kira selama 2 jam berbincang-bincang dengan beberapa teman yang hadir di pertandingan tersebut.
“Saya ingin menyelesaikan setiap pertandingan dengan berusaha di setiap peluang, setiap momen dalam pertandingan, saya berusaha sebaik mungkin. Saya harap ini akan menjadi kenangan indah,” tambah Lorenzi.
US Open adalah turnamen istimewa bagi petenis yang saat ini tinggal di Florida. Tiga pencapaian terbaiknya di Grand Slam terjadi di New York ketika ia melaju ke babak keempat pada musim 2017 dan babak ketiga dalam dua kesempatan lain.
“Setiap kali saya di sini, saya merasa senang. Itulah mengapa saya memilih New York untuk pensiun. Terasa aneh. Tentu saya tahu bahwa salah satu bagian dari kehidupan saya telah berakhir, yang pasti itu bagian terbaik. Saya merasa beruntung. Hasrat saya adalah pekerjaan saya, jadi, saya tidak bisa meminta apapun lebih daripada itu,” papar Lorenzi.
“Tetapi, saya juga merasa senang karena saya berusaha sebaik mungkin. Sejak saya masih muda, saya berusaha untuk menjadi petenis profesional. Saya berhasil melakukannya.”
Petenis berkebangsaan Italia tidak mampu menembus peringkat 100 besar sampai ia berusia 27 tahun. Tetapi pada musim 2016 ketika ia menginjak usia 34 tahun, ia menjadi petenis tertua yang pertama kali menjuarai turnamen ATP sejak 1990 ketika ia memenangkan gelar di Kitzbuhel.
Satu musim kemudian, petenis berusia 39 tahun menghuni peringkat tertinggi dalam kariernya, peringkat 33 dunia.
Petenis berkebangsaan Italia belum menentukan apa yang akan ia lakukan selanjutnya, tetapi ia berencana untuk tetap berhubungan dengan tenis. Ia bekerja untuk Sky Italia selama Wimbledon musim ini, termasuk ketika ia mewawancarai petenis seperti Roger Federer dan dijadwalkan akan melakukan pekerjaan yang hampir serupa di ATP Finals, Turin pada November mendatang. Ia juga mempertimbangkan melatih di masa yang akan datang.
“Saya ingin membagikan hasrat saya dengan semua orang. Saya harap hal itu akan berhasil. Saya berusaha untuk fokus sampai New York, karena tujuan saya adalah berusaha memainkan permainan terbaik saya. Sejak saat ini, saya akan berusaha melakukan hal lain,” aku Lorenzi.
Petenis berkebangsaan Italia mengakui bahwa jika ada satu hal yang membuatnya sedih adalah bahwa ia berharap bisa terkualifikasi di US Open demi mendapatkan peluang satu kali lagi bertanding di hadapan para penonton. Tidak ada penonton selama babak kualifikasi US Open musim ini akibat pandemi COVID-19.
“Saya ingin mereka mengingat saya sebagai petenis yang berusaha sebaik mungkin setiap kali saya berada di lapangan dan berjuang sampai akhir. Ini adalah perjalanan terbaik dalam hidup saya. Saya benar-benar menikmati setiap momen. Setiap kali saya berada di lapangan, itu adalah mimpi yang menjadi nyata,” ujar Lorenzi.
Artikel Tag: Tenis, US Open, Paolo Lorenzi