Obituari Kobe Bryant, Mega Bintang Basket Pencinta Sepak Bola
Ragam Olahraga: Kobe Bryant melegenda di dunia basket, namun namanya dikenal luas hingga lintas cabang olahraga; sang mega bintang juga dikenal sebagai pencinta sepak bola.
Dunia olahraga sedang berduka lantaran kehilangan ikon sebesar Kobe Bryant karena kecelakaan helikopter dekat rumahnya di Los Angeles pada hari Minggu (26/1) kemarin waktu setempat, yang juga menewaskan anak perempuannya, Gianna Maria-Onore Bryant, serta tujuh orang lainnya.
Itu tidak hanya mengejutkan dunia basket, melainkan juga dunia olahraga secara keseluruhan, sebab sang bintang merupakan inspirasi bagi banyak orang lintas generasi, lintas cabang olahraga, dan kematian mendadaknya terdengar begitu tragis bagi publik, terlebih bagi mereka yang menyaksikan kejayaannya secara langsung.
Luapan tangis menjangkau lebih dari Los Angeles dan lapangan basket, berbagai bintang olahraga dunia menunjukkan duka yang mendalam atas kehilangan shooting guard legendaris LA Lakers ini.
Dia bukan sekadar panutan bagi para juniornya di dunia basket, melainkan juga sumber inspirasi bagi berbagai atlet dari cabang olahraga lain. Tak peduli jika Anda dibesarkan di riuhnya kontestasi bola basket Amerika Serikat, di lapangan sepak bola Italia, atau sudut-sudut kota Jakarta, kematian Kobe teresonansi ke segala penjuru. Terlepas dari jalan yang berbeda, idealismenya sangatlah serupa; dan karena itu, Kobe bertransenden.
Kecintaan Kobe kepada sepak bola memang bukanlah suatu hal yang asing. Setelah menghabiskan masa kecilnya di Italia, pria yang meninggal dunia pada usia 41 tahun ini menjalin hubungan baik dengan para pesepak bola dunia.
Gambar-gambar dirinya dengan bintang-bintang lapangan hijau seperti Lionel Messi, Neymar, Harry Kane, Francesco Totti, hingga Ronaldinho tidak sulit ditemukan di internet. Kobe juga diketahui sebagai pendukung AC Milan dan Barcelona.
Kobe pernah berfoto dengan satu tim Barcelona, bersama trofi Liga Champions, La Liga, dan Copa del Rey setelah keberhasilan klub raksasa Catalan meraih trigelar pada tahun 2015 silam, namun dia adalah penggemar Milan sedari kecil.
"Itu selalu menjadi mimpi saya untuk mengunjungi Milanello (markas latihan AC Milan), berada di sini adalah suatu kebanggaan bagi saya," kata Kobe dalam video yang dirilis oleh akun Twitter resmi milik Il Rossoneri.
"Ketika saya masih kecil, menyaksikan (Ruud) Gullit, (Frank) Rijkaard, (Marco) van Basten, dan (Paolo) Maldini adalah mimpi bagi saya. AC Milan selalu menjadi tim favorit. Klub ini selalu memiliki tempat spesial di dalam diri saya. Di LA, saya memiliki sebuah scarf dan kaos AC Milan yang digantung di ruang ganti, dan saya menatapnya setiap hari."
Kehebatan Kobe di lapangan basket pun tak jauh-jauh dari kecintaannya dari sepak bola, lantaran bintang kelahiran 23 Agustus 1978 ini mampu melihat kemiripan permainan antara kedua bidang olahraga tersebut.
"Itu adalah ketersambungan antar olahraga itu sendiri," kata Kobe, dikutip dari Goal, pada tanggal 16 Januari lalu ketika ditanyakan mengenai kaitan antara sepak bola dan basket. "Anda harus memanfaatkan satu sama lain. Anda harus berkomunikasi satu sama lain secara verbal dan juga melalui bola itu sendiri. Anda harus membaca satu sama lain, membuka celah untuk satu sama lain. Ada banyak kesamaan antara basket dan sepak bola dari cara mereka dimainkan."
Kobe menjelaskan kesamaan antara basket dengan sepak bola lewat berbagai ciri permainan. Basket melarang kaki untuk ikut bertanding, sementara sepak bola menajiskan tangan dalam permainan, namun dia melihat hal yang serupa untuk kedua olahraga tersebut.
"Sering kali, basket Amerika hanya mengajarkan dua hal: 1-2, pick and roll, atau give and go, atau sesuatu seperti itu," jelas Kobe dalam wawancara yang dirilis oleh Yahoo Sports pada 2016 lalu. "Dalam permainan sepak bola saat kecil, Anda benar-benar melihat kombinasi dari tiga orang, terkadang empat, dan bagaimana Anda bermain dengan segitiga.
"Anda melihat keadaan dalam berbagai kombinasi. Saya tumbuh sebagai anak yang gemar bermain sepak bola, mata dan otak saya terbiasa melihat kombinasi-kombinasi tersebut dalam tiga dan empat kontra satu dan dua."
Ada Kesamaan dalam Perbedaan
Kata-kata Kobe Bryant mungkin sangat bersifat teknis, namun sejatinya, dia menyampaikan pesan yang bisa dimaknai secara sederhana; bahwa dalam sesuatu yang terlihat ditakdirkan sebagai hal yang berkebalikan, nyatanya dapat memiliki kesamaan yang sebenarnya bisa kita temukan jika bersedia untuk melihat lebih ke dalam.
Kehidupan manusia, dewasa ini, sejatinya selalu mencari perbedaan untuk menahbiskan siapa atau apa yang lebih baik, demi menegaskan bahwa diri ini spesial dibandingkan yang lain. Namun sering kali, kesamaan yang ada di hadapan malah luput dari pandangan hingga melahirkan perseteruan satu sama lain; kesamaan-kesamaan yang sebenarnya menegaskan bahwa kita tidaklah berbeda.
Setiap dari kita saling terhubung satu sama lain, bahkan dari sesuatu yang nampak jelas terlihat berbeda, yang dilihat dari Kobe melalui olahraga yang dimainkan berkebalikan dengan kaki dan tangan.
Melihat kesamaan bukanlah hal yang remeh, sebab dengan menemukannya, kita bisa mengetahui empati, dan perdamaian akan tercapai karena tidak ada yang merasa lebih berhak dibandingkan lainnya.
Dalam kehidupan yang menuntut Anda menjadi berbeda, menjadi spesial, temukanlah persamaan.
Artikel Tag: Kobe Bryant, LA Lakers, Obituari