Novak Djokovic Ungkap Hal Lebih Penting Daripada Menang Atau Kalah
Berita Tenis: Petenis peringkat 1 dunia, Novak Djokovic harus menelan kekalahan pahit di babak empat besar ATP Finals musim 2021 dari Alexander Zverev.
Namun petenis berkebangsaan Serbia masih tersenyum ketika ia memeluk petenis berkebangsaan Jerman, Zverev setelah pertandingan selesai di area net. Kedua bintang tenis mungkin lawan di atas lapangan, tetapi mereka berteman di luar lapangan dengan saling menghormati satu sama lain siapapun yang menang atau kalah.
“Tentu kami ingin menang melawan satu sama lain, tetapi ada rasa hormat dan apresiasi terhadap satu sama lain yang lebih penting daripada menang atau kalah. Itu adalah sesuatu yang selalu saya miliki bersama Sascha. Saya benar-benar mengapresiasinya,” ungkap Djokovic.
“Saya mengharapkan yang terbaik baginya. Ia pria yang hebat, petenis yang fantastik, saya yakin ia akan segera menjadi juara Grand Slam.”
Zverev juga menjadi petenis yang bertanggung jawab memupuskan harapan petenis peringkat 1 dunia untuk menorehkan Golden Slam – memenangkan keempat Grand Slam dan medali emas Olimpide dalam satu musim – ketika mengalahkannya di semifinal Olimpiade Tokyo.
Meskipun petenis berkebangsaan Serbia merasa kecewa tidak bisa menang di ATP Finals musim ini dan menyamai prestasi Roger Federer yang memenangkan enam gelar ATP Finals, tetapi ia tidak memperlihatkannya ketika memberi selamat kepada juara musim 2018, Zverev.
“Sascha juga teman saya di luar lapangan. Kami sangat dekat. Tidak mudah untuk menjadi teman dekat ketika anda adalah musuh, bertanding sebanyak itu melawan satu sama lain di panggung terbesar,” tutur Djokovic.
“Tetapi kami berbicara tentang kehidupan dan banyak hal berbeda. Saya selalu senang untuk membagikan beberapa pengalaman saya bersamanya. Kami selalu memiliki hubungan persahabatan yang hangat.”
Terkait laga semifinal ATP Finals di Turin musim ini, Djokovic menambahkan, “Ia adalah salah satu petenis dengan servis terbaik. Ia memperlihatkannya di pertandingan kali ini. Ia keluar dari masalah beberapa kali dengan servisnya.”
“Saya juga servis dengan cukup baik. Saya hanya melakoni satu game yang sangat buruk di game ketiga. Tiga forehand, satu backhand dengan unforced error, benar-benar dari posisi yang cukup mudah. Saya benar-benar menyia-nyiakan peluang di game itu.”
“Itu pertandingan sengit. Tetapi saya menikmatinya. Saya pikir itu pertarungan yang benar-benar epik, pertandingan berkualitas tinggi. Kami selalu menyudutkan satu sama lain, seperti yang selalu kami lakukan.”
Pertandingan tersebut bertahan selama 2 jam 28 menit, tetapi petenis peringkat 1 dunia bersikeras bahwa ia tidak lelah. Ia hanya melakoni satu game yang buruk di set penentu dan hal tersebut harus ia bayar mahal.
Meski begitu, petenis peringkat 1 dunia masih melalui musim yang luar biasa. Musim ini ia mematahkan rekor Federer sebagai petenis putra yang paling banyak menghabiskan pekan sebagai petenis peringkat 1 dunia dan melampaui Pete Sampras ketika menjadi petenis peringkat 1 dunia akhir musim untuk kali ketujuh dalam kariernya.
Musim ini, Djokovic juga memenangkan tiga gelar Grand Slam di Australian Open, French Open, dan Wimbledon sehingga menyamai Federer dan Rafael Nadal yang telah mengantongi 20 gelar Grand Slam. Selain itu, ia juga melenggang ke semifinal ATP Finals untuk kali kesepuluh.
“Musim ini musim yang luar biasa, tidak usah diragukan lagi. Saya tidak banyak melakoni turnamen, tetapi masih bisa mengakhiri musim ini sebagai petenis peringkat 1 dunia untuk kali ketujuh, lalu memenangkan tiga dari empat Grand Slam,” tukas Djokovic.
“Musim ini begitu fenomenal. Mungkin saya bisa tampil lebih baik di beberapa turnamen, tetapi secara keseluruhan saya mengakhiri musim ini dengan benar-benar baik, terutama dengan memenangkan gelar di Paris Masters dan semifinal di turnamen ini.”
Artikel Tag: Tenis, ATP Finals, Novak Djokovic, alexander zverev