Kanal

Mundur dari Turnamen, Petenis Meja Nomor Satu Dunia Didenda Rp267 Juta

Penulis: Fafa Zahir
03 Nov 2017, 05:48 WIB

Ma Long/

Berita Tenis Meja: Badan tenis meja dunia menjatuhkan hukuman denda 20.000 dolar AS (Rp 267 juta) kepada petenis meja nomor satu dunia Ma Long serta dua rekannya setelah mereka memutuskan mundur dari kejuaraan di Tiongkok. Ini mereka lakukan sebagai protes atas penunjukkan pelatih mereka sebagai pengurus tenis meja di negaranya.

Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) menyatakan Ma, Fan Zhendong, dan Xu Xin, yang merupakan penghuni tiga peringkat teratas dunia, telah merusak reputasi ITTF dan membuat pencinta tenis meja dunia kecewa di kejuaraan Cina terbuka.

Ma Long.

Namun ITTF tak jadi menjatuhkan hukuman satu bulan tak ikut kejuaraan terhadap ketiga petenis meja itu. Kebijakan ini diambil setelah ketiga pemain ini berjanji tak akan lagi mengulangi perbuatannya dan menjelaskan alasan mereka tidak tampil pada babak 16 besar kejuaraan Cina Terbuka yang digelar di Chengdu, barat laut Tiongkok, Juni lalu.

ITTF tidak mengungkapkan alasan yang dikemukakan para petenis meja tersebut sehingga mundur dari kejuaraan tahunan itu. Namun ketiganya pernah mengemukakan bahwa mereka mundur karena sakit hati.

Mereka tak bisa menerima keputusan badan pengurus tenis meja Cina yang mengangkat pelatih mereka Liu Guoliang menjadi wakil ketua umum Asosiasi Tenis Meja Cina (CTTA).

“Trio Chengdu” julukan ketiga petenis meja itu setelah aksi yang mereka lakukan kemudian meminta maaf. Pihak CTTA kemudian memutuskan tidak mengirimkan tim putra ke kejuaraan Australia Terbuka dengan alasan “kelelahan”.

Para pemain itu menerima hukuman itu. ITTF kemudian mengeluarkan pernyataan, “ITTF akanmenyambut Ma Long, Fan Zhendong, dan Xu Xin kembali mengikuti ITTF World Tour dan ketiga petenis meja ini akan menjadi teladan bagi jutaan petenis meja di seluruh dunia.”

 

Artikel Tag: Ma Long, Fan Zhendong, Xu Xin, ITTF, Tenis Meja, Cina Terbuka, CTTA, ITTF

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru