Kasus serupa pernah terjadi pada Januari 2021, saat Manchester City mencetak gol kontroversial melawan Aston Villa. Kala itu, Rodri berlari dari posisi offside dan mencuri bola dari Tyrone Mings, sebelum memberi umpan kepada Bernardo Silva untuk mencetak gol.
Saat itu, berdasarkan aturan yang berlaku, gol tersebut tetap sah, karena Mings dianggap sengaja memainkan bola dan Rodri tidak mendapatkan keuntungan langsung dari posisi offside-nya.
Namun, setelah kejadian itu, kelompok wasit Professional Game Match Officials Limited (PGMOL) mengklarifikasi bahwa aturan harus diperketat.
"Apabila seorang pemain dalam posisi offside langsung berdampak pada lawan yang dengan sengaja memainkan bola, maka ofisial pertandingan harus memprioritaskan menentang lawan untuk merebut bola, dan dengan demikian pelanggaran offside 'mengganggu lawan dengan berdampak pada kemampuan lawan untuk memainkan bola' harus dihukum," jelas PGMOL pada tahun 2021.
Keputusan dalam laga Liverpool vs Everton menunjukkan bagaimana aturan offside tetap memiliki celah interpretasi. Kasus Tarkowski mirip dengan insiden Rodri-Mings, tetapi kali ini wasit tetap mengesahkan gol Jota.
Pertanyaannya, apakah aturan ini sudah adil atau perlu direvisi lagi? Insiden-insiden seperti ini menunjukkan bahwa perdebatan soal offside, intervensi pemain lawan, dan hukum bermain sepak bola masih jauh dari kata selesai.
Artikel Tag: Diogo Jota, Liverpool, Everton