Kanal

Liga Pro Saudi Kurangi Pengeluaran Transfer Secara Signifikan Pada 2024

Penulis: Hanif Rusli
14 Okt 2024, 11:59 WIB

Cristiano Ronaldo adalah salah satu pemain papan atas dunia yang didatangkan ke Liga Pro Saudi. (Foto: Reuters)

Liga Pro Saudi, setelah periode pengeluaran yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pemain-pemain terkenal, baru-baru ini mengubah strateginya, secara signifikan mengurangi pengeluaran transfer pada 2024.

Perubahan ini mencerminkan pendekatan fiskal baru, yang didorong oleh keterbatasan anggaran dan ambisi untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

Pada tahun 2023, klub-klub di Liga Pro Saudi menarik perhatian dunia dengan mendatangkan pemain-pemain ternama seperti Karim Benzema, Neymar, dan N'Golo Kanté.

Belanja besar-besaran ini membuat liga ini menjadi salah satu yang paling banyak mengeluarkan uang secara global, dengan pengeluaran yang mengejutkan, yaitu sebesar $1,05 miliar.

Namun, fokus pada penghematan keuangan kini telah mengurangi separuh dari pengeluaran ini menjadi sekitar $460 juta, mendorong liga kembali ke posisi keenam dalam hal pengeluaran global.

Penyesuaian liga ini merupakan respons strategis untuk menghindari jebakan yang dihadapi oleh Chinese Super League (CSL), yang mengalami ekspansi cepat yang diikuti dengan penurunan yang cepat.

CSL pernah menarik bintang-bintang seperti Oscar, Hulk, dan Jackson Martínez, namun ketidakstabilan keuangan dan pengeluaran yang tidak berkelanjutan menyebabkan kejatuhan banyak klub.

Sebaliknya, Arab Saudi bertujuan untuk membangun kehadiran yang lebih tahan lama dengan menyeimbangkan investasinya pada bakat-bakat asing dan lokal.

Tujuan awal Arab Saudi adalah untuk menarik perhatian dunia, yang berhasil dicapai dengan perekrutan pemain-pemain terkenal, yang dimulai oleh Cristiano Ronaldo dengan transfernya pada tahun 2022. Langkah ini memicu masuknya para bintang, meningkatkan profil liga.

Para ahli seperti James Dorsey dari University of Singapore mengamati bahwa Liga Pro Saudi sekarang bergulat dengan tantangan untuk mempertahankan status yang baru ditemukan ini sambil menghindari jangkauan finansial yang berlebihan.

Belakangan ini, klub-klub Liga Pro Saudi telah menargetkan pemain-pemain muda dengan karir yang menjanjikan di masa depan, seperti Moussa Diaby, serta mengamankan ikon-ikon yang sudah mapan seperti Ronaldo dan Neymar.

Perpaduan antara talenta muda dan bintang-bintang berpengalaman ini merupakan bagian dari visi yang lebih luas untuk sepak bola Arab Saudi, namun hal ini menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap para pemain lokal.

Bakat-bakat lokal sering kali berada di bangku cadangan, yang, meskipun meningkatkan standar liga secara keseluruhan, membatasi perkembangan mereka.

Pergeseran menuju penghematan ini sebagian disebabkan oleh pertimbangan ekonomi Arab Saudi yang lebih luas.

Program reformasi Visi 2030 yang ambisius di negara ini, yang mencakup beberapa megaproyek, saat ini berada di bawah pengawasan fiskal karena menurunnya pendapatan minyak.

Akibatnya, pihak berwenang telah mengurangi pengeluaran dan menilai kembali jadwal untuk berbagai inisiatif, termasuk investasi sepak bola.

Dana Investasi Publik (PIF), yang mendanai klub-klub papan atas di Liga Pro Saudi, menerbitkan beberapa obligasi pada tahun 2024, yang menandakan sebuah langkah menuju operasi yang lebih berhati-hati secara finansial.

Pendekatan baru ini mencerminkan tren global, seperti yang terlihat dalam laporan FIFA tentang penurunan 13% dalam pengeluaran transfer di sepak bola pria, sebesar $ 5,8 miliar.

Klub-klub Saudi sekarang menjajaki sponsor dan kemitraan yang menghasilkan pendapatan, dengan tujuan untuk mengimbangi biaya dan meningkatkan stabilitas keuangan.

CEO Al-Hilal, Esteve Calzada, menekankan pentingnya pendekatan bisnis, dengan fokus pada menyeimbangkan pendapatan dengan pengeluaran yang bijaksana.

Masa depan Liga Pro Saudi kemungkinan akan melibatkan keseimbangan yang cermat antara mempertahankan para bintang saat ini dan membuat keputusan yang berkelanjutan secara finansial.

Meskipun liga ini mungkin tidak akan mengalami pengeluaran yang luar biasa seperti tahun-tahun sebelumnya, liga ini tetap berkomitmen untuk memperkuat posisinya sebagai tujuan sepak bola global.

Simon Chadwick, seorang ekonom olahraga, mencatat bahwa pergeseran ini mencerminkan tren ekonomi yang lebih luas, mengisyaratkan era baru pengekangan keuangan dalam sepak bola global.

Karena Arab Saudi menargetkan Piala Dunia 2034, kalibrasi ulang ini dapat memastikan bahwa liga berevolusi dengan umur panjang dan ketahanan, mendorong pertumbuhan yang melampaui ketergantungan pada pendapatan minyak.

Artikel Tag: Liga Pro Saudi

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru