Laga Balas Dendam Argentina Pada Jerman
Laga perempat-final Piala Dunia 2006 di Jerman yang mempertemukan tuan rumah dengan tim tangguh Argentina kembali terjadi di Afrika Selatan, bedanya Die Mannschaft kali ini bukan sebagai tuan rumah. Aroma balas dendam kian terasa dalam duel tim unggulan pada Sabtu (3/7) malam WIB.
Cape Town akan menjadi saksi laga paling dinanti oleh para pecinta sepakbola, skill yang tinggi, performa yang menawan, dan sejarah yang luar biasa dalam Piala Dunia membuat gengsi yang dipertaruhkan semakin banyak. Tentunya kekalahan Argentina memlalu drama adu pinalti dari Jerman empat tahun silam kian menambah panasnya laga Der Panzer kontra La Albiceleste.
Argentina yang sebelumnya sempat dicibir karena keputusan pelatih eksentrik Diego Maradona atas pemilihan tim yang dinilai tidak pas, ternyata tampil gemilang di putaran final Piala Dunia dengan mengandaskan semua lawan yang dihadapinya sampai ke perdelapan final. Pemilik gol Tangan Tuhan itu pun kini menjadi sangat yakin dengan kemampuan anak asuhnya untuk melibas para lawannya.
"Kami tahu Jerman adalah tim yang berbeda dari kubu yang pernah kami hadapi di Mexico. Mereka lebih kuat, tapi kami akan memasang pemain yang tepat untuk mengalahkan mereka," ujar Maradona.
"Saya seperti merasa menggunakan jersey dan kembali bermain. Sangat indah bisa terlibat dalam grup para pamain seperti ini, saya merasa bangga bisa membagi moment ini dengan pemain.
"Mereka bilang saya tidak tahu bagaimana caranya melatih, tapi tiba-tiba saya memenangkan pertandingan demi pertandingan dan saya masih pria yang sama," pungkas legenda hidup Argentina itu.
Jerman yang selalu masuk kedalam babak 8 besar selama 15 kali berturut-turut, telah menjadi jawara Grup D meski sempat kalah saat bertemu Serbia, namun penampilan anak didik Joachim Low berhasil menampilkan permainan menawan saat bertemu dengan Australia dan Ghana. Inggris juga menjadi keganasan tim muda Der Panzer saat ini, tak tanggung-tanggung empat gol digelontorkan untuk memulangkan The Three Lions dari Afrika Selatan.
Dalam Sejarah pertarungan yang mempertemukan La Albiceleste dengan Die Mannschaft sebanyak lima kali, Jerman lebih unggul dengan tiga kemenangan yang dikoleksi, sedangkan Argentina hanya mampu mengalahkan pasukan Panser di Mexico 1986 pada Final Piala Dunia. Dan sebuah laga lainnya di fase grup 1966 di Inggris yang berakhir imbang tanpa gol bagi kedua kubu.
Kapten Philipp Lahm menganggap kemenangan kubunya atas Inggris 4-1 bukanlah hal yang luar biasa, karena menurutnya publik terlalu menilai tinggi kemampuan The Three Lions. Bagi pemain bayern Munich tersebut, Argentina, Brazil, Belanda dan Spanyol adalah tim tangguh yang berlevel diatas lawan-lawan mereka sebelumnya.
"Kami akan berlaga melawan salah satu dari favorit juara Piala Dunia, tidak ada yang meremehkan lawan ini, tidak mungkin kami bisa masuk kedalam laga ini dengan optimisme yang sangat tinggi," ujarnya dalam FIFA.
"Kami harus menunjukan kepada dunia kami bisa menaklukan tim seperti Argentina. Sekarang tim besar telah menanti kami dan itu akan hebat jika kami bisa mengalahkan lawan yang besar. Tim seperti Brazil, Spanyol, belanda dan Argentina merupakan tim yang jauh lebih kuat dari Inggris," punkas Lahm menyoal para lawannya.
Mampukah Maradona membuktikan kemampuannya dalam meracik skuad terbaik Argentina dan membalaskan dendam empat tahun lalu? Ataukah Jerman yang akan kembali merengkuh semi-final dengan mempecundangi La Albiceleste lagi? Saksikan pertempuran penuh aroma balas dendam antara Jerman dengan Argentina malam ini! (ajib)