Kisah Michael Jordan Kesal Sang Idola Walter Davis Gagal Direkrut Bulls
Pada 1991, Michael Jordan sangat ingin bermain dengan pemain veteran Walter Davis sehingga ia melampiaskan kekesalannya kepada General Manager (GM) Chicago saat itu, Jerry Krause, setelah Davis akhirnya malah pindah ke Portland Trail Blazers dan bukannya Bulls.
Ketika Walter Davis dipindah ke Portland, Bulls sedang menjalani empat pertandingan tandang Wilayah Barat, dan Jordan yang marah mengatakan kepada para wartawan bahwa dirinya akan menghadap pemilik Bulls, Jerry Reinsdorf, sekembalinya ke Kota Angin, julukan Chicago.
"Segera setelah kami kembali, saya akan menelepon (Jerry) Reinsdorf. Krause lagi-lagi mengacaukan segalanya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa," kata Michael Jordan.
Itu bukan pertama kalinya ia melancarkan omelan pada GM-nya itu. Dua hari sebelumnya, MJ juga melontarkan kata-kata kasar kepada Krause: "Saya tidak bisa memahaminya; Jerry Krause harus menjelaskannya kepada kalian (media)," kata Jordan. "Jika saya menjadi GM, kami tidak akan berada di posisi ini, kami akan menjadi tim yang lebih baik."
Tahun 1991 adalah tahun yang krusial di Chicago. Michael Jordan telah berada di liga sejak 1984, namun dia tidak pernah membawa Bulls ke tanah yang dijanjikan, dan dua tahun terakhir, musim Chicago berakhir di tangan Bad Boys, keduanya di Final Wilayah Timur. Dengan Bulls-nya tersingkir oleh Pistons dalam tiga tahun terakhir, tahun 1991 bisa menjadi tahun yang menentukan bagi Chicago.
Pada saat itu, Bulls memiliki rekor 29-12 dan memiliki rekor terbaik di liga. Kraus telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan mengelilingi MJ dengan pemain pendukung yang tepat - Scottie Pippen, Horace Grant, dan Bill Cartwright, di antaranya. Namun mungkin dengan tekanan yang semakin meningkat, Jordan tidak ingin membiarkan apa pun terjadi secara kebetulan dan ingin menambah daya gedor dengan Davis.
Walter Davis adalah seorang pencetak skor yang baik dari bangku cadangan. Dia akan menambah kedalaman tim. Meskipun Davis jelas mengalami penurunan, ia masih mencetak rata-rata 18,7 poin per pertandingan bersama Denver sebelum ditukar ke Blazers. Dia juga merupakan mantan Tar Heel dan merupakan salah satu idola MJ saat ia tumbuh besar, jadi Anda tidak dapat menyalahkan Jordan karena mengeluh.
Sesuai dengan janjinya, Michael Jordan menyampaikan masalah ini kepada pemilik timnya. Namun, sementara Jerry Reindorf mengakui bahwa Jordan 'tidak diragukan lagi pebasket terhebat yang pernah ada, ia juga mengatakan bahwa Jordan tetaplah seorang pemain dan ia tidak mengetahui seluk-beluk dalam menjalankan sebuah tim.
"Sejujurnya, para pemain tidak mengetahui banyak hal tentang kepelatihan dan mereka tidak mengetahui banyak hal tentang apa yang diperlukan untuk membuat kesepakatan. Jika Michael tahu apa yang kami coba capai dan jebakan serta masalah yang kami hadapi (saat berusaha mendapatkan Walter Davis), dia mungkin tidak akan merasa frustrasi," cerita Krause.
Jadi Reindsorf mempertahankan Krause dan Bulls kemudian memenangkan 61 pertandingan pada tahun itu. Michael Jordan memenangkan penghargaan MVP dan memimpin Chicago di babak playoff. Mereka hanya kalah dalam dua pertandingan selama musim playoff dan memenangkan gelar pertama dari enam kejuaraan NBA.
Walter Davis sendiri akhirnya hanya mencetak rata-rata 6,1 poin untuk Portland setelah pertukaran tersebut. Dia hengkang pada akhir musim dan mengakhiri kariernya di Denver pada 1992, dengan rata-rata 9,9 poin per pertandingan dalam 46 pertandingan yang dimainkan.
Artikel Tag: michael jordan, Walter Davis