Kerja Tim Transisi Dinilai Lambat

Jakarta – Sudah hampir satu bulan Tim Transisi dibentuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun hingga kini, Tim Transisi dianggap belum jugs menghasilkan terobosan berarti pasca pembekuan PSSI.

Lambatnya langkah Tim Transisi, membuat situasi sepak bola nasional menjadi tidak jelas. Apalagi saat ini PSS selaku induk organisasi sepak bola Indonesia juga tidak diakui oleh FIFA, menyusul sanksi yang diberikan oleh federasi sepak bola dunia tersebut. Hal ini seperti yang disampaikan oleh pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio.

"Tim Transisi sudah saatnya mengeluarkan action yang riil, jangan cuma wacana-wacana. Masyarakat menunggu-nunggu, kapan mereka mulai merealisasikan rencana-rencananya itu. Ini sudah mau satu bulan mereka terbentuk, tapi apa yang dihasilkan belum jelas," ujar Hendri Satrio seperti yang dilasir Detiksport (2/6).

Saat ini, hal yang paling sering diungkapkan oleh Tim Transisi, hanyalahseputar akan menggelar open tournament Piala Kemerdekaan. Selain itu, Tim Transisi juga berencana mencari operator baru kompetisi, setelah PT Liga Indonesia selalu menolak diajak untuk bekerja sama dalam melanjutkan kompetisi tanpa keterlibatan PSSI.

"Mereka bahkan belum bisa menentukan jadwal pastinya. Jangan lupa, kalangan masyarakat yang mendukung pembekuan PSSI tentu ingin tahu apa kelanjutan pemerintah, karena bagaimanapun sepak bola kita jangan vakum kelamaan. Nasib pemain juga harus segera diperhatikan," tambah Hendri Satrio.

Hendri juga mengingatkan, pemerintah secara tidak langsung telah memperoleh "legitimasi" atas sikap mereka membekukan PSSI, karena FIFA pun sudah menjatuhkan skors kepada federasi sepakbola Indonesia itu.

"Itu berarti pemerintah sekarang sudah pegang semua kuncinya, mau apa setelah ini. Sanksi FIFA bukan kiamat kok. Tapi, kalau tidak segera mengambil langkah-langkah kongkret yang tepat, jangan sampai ini jadi backfire buat Kemenpora, karena pengurus PSSI sekarang juga pasti tidak akan tinggal diam," pungkasnya