Kekalahan Wimbledon Buat Novak Djokovic Alami Ini Sejak Musim 2005
Berita Tenis: Akhir pekan lalu, Novak Djokovic lolos ke final Wimbledon untuk kali kesepuluh dalam kariernya dan mendapatkan peluang untuk mematahkan rekor pribadi yang tidak diinginkan, yang terakhir kali terjadi pada musim 2005.
Namun, petenis berkebangsaan Serbia kalah dari generasi muda tenis asal Spanyol, Carlos Alcaraz dengan tiga set langsung. Usai sepuluh musim secara beruntun sebagai raja lapangan utama di London, ia kalah untuk kali kedua secara beruntun dari petenis berkebangsaan Spanyol di final Wimbledon.
Tidak seperti musim lalu, petenis berusia 37 tahun tetap tanpa gelar setelah melalui beberapa bulan pertama musim 2024 dan harus mempertahankan poin paling banyak di antara petenis peringkat 3 besar untuk sisa musim ini. Periode terpanjang sang petenis tanpa gelar ketika mengawali suatu musim terjadi pada muim 2005, ketika ia bahkan tidak memenangkan satu pun gelar turnamen ATP.
Ada dua musim lain ketika Djokovic menghabiskan hampir selama tujuh bulan tanpa mengangkat satu pun gelar pun, yaitu musim 2006 (ia memenangkan gelar pertama pada musi tersebut di Amersefoot pada bulan Juli) dan musim 2018 (Ia juga memenangkan gelar Wimbledo pada bulan Juli).
Petenis yang telah mengantongi 24 gelar Grand Slam telah memetik 23 kemenangan dari 30 pertandingan di paruh pertama musim ini, termasuk menjadi runner up di Grand Slam.
Hal tersebut membuat sang petenis menjadi Djokovic yang tidak luar biasa, petenis yang tidak puas dengan angka di atas rata-rata atau layak. Ia selalu memprioritaskan kesempurnaan di sepanjang kariernya, sehingga hal tersebut menjadi area yang asing baginya.
Ketika ia kembali beraksi di musim hard-court yang digelar di Amerika Utara bulan depan, maka untuk kali pertama sejak musim 2005 ia akan memasuki bulan Agustus tanpa memenangkan satu gelar pun.
Ketika ia tersingkir lebih awal dari biasanya di turnamen besar seperti di Indian Wells dan Roma, ada sebuah peringatan. Pada bulan Maret, ia berada di tengah-tengah pergelutan, termasuk mengakhiri hubungannya dengan pelatihnya, yaitu Marco Panichi dan Goran Ivanisevic.
Di Roma, ia secara tidak sengaja terkena botol air milik penggemar saat memberi tanda tangan kepada penggear. Ia merasakan dampak buruk dari hal tersebut pada pertandingan berikutnya dan konsensus umum adalah bahwa ia akan menyelesaikannya di French Open.
Namun, bukan hal tersebut yang terjadi karena cedera lutut memaksa Djokovic mundur di pertengahan turnamen bahkan ia harus menjalani operasi. Sementara pemulihannya dan perjalanan menuju final Wimbledon telah menjadi fenomenal dan pencapaian tersendiri, hal tersebut menjadi bukti bahwa gerakannya tampak jelas terbatasi.
Artikel Tag: Tenis, wimbledon, Novak Djokovic