Kartu Merah Arsenal Akibat dari Tindakan Kekanak-kanakan
Berita Liga Inggris: Arsenal mendapat sorotan terkait kartu merah yang terus menimpa mereka di awal musim Premier League ini. Troy Deeney menilai bahwa kartu merah yang diterima para pemain The Gunners bukanlah hasil dari konspirasi, melainkan tindakan yang "kekanak-kanakan, malas, dan bodoh."
Hingga laga kedelapan musim ini, tim asuhan Mikel Arteta telah menerima tiga kartu merah, jumlah tertinggi dibandingkan klub lain. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa masalah kedisiplinan dapat mengancam peluang mereka dalam perburuan gelar Premier League.
Dari delapan pertandingan yang dijalani, Arsenal kehilangan poin di tiga laga, dan ketiganya terjadi saat mereka harus bermain dengan 10 pemain. Declan Rice diusir wasit saat melawan Brighton karena memperlambat restart pertandingan. Insiden serupa terjadi pada Leandro Trossard saat menghadapi Manchester City, di mana City berhasil menyamakan kedudukan di menit akhir.
Terakhir, William Saliba menerima kartu merah saat The Gunners kalah dari Bournemouth karena pelanggarannya, membuat mereka mengalami kekalahan pertama musim ini. Troy Deeney, dalam kolomnya untuk The Sun, menyatakan bahwa kartu merah yang diterima Arsenal bukan karena pelanggaran keras atau agresivitas, melainkan akibat dari tindakan yang dinilai tidak profesional.
"Jika Declan Rice, Leandro Trossard, atau William Saliba diusir karena perilaku kasar atau beradu argumen dengan wasit, saya masih bisa memahami. Tapi, dalam kasus Arsenal, kartu merah itu datang karena tindakan kekanak-kanakan, malas, dan bodoh – hal-hal yang tidak bisa dikendalikan oleh Arteta," ungkap Deeney.
Deeney juga mengkritik kartu merah Rice melawan Brighton yang menurutnya tidak tepat karena hanya menendang bola untuk mengulur waktu. Namun, ia merasa tindakan Trossard melawan Manchester City sangat tidak profesional, sementara Saliba di laga melawan Bournemouth kurang bijak dalam menyikapi umpan buruk dari Trossard.
Troy Deeney juga menambahkan bahwa The Gunners perlu berhenti merasa adanya agenda atau konspirasi dari wasit Premier League terhadap mereka. Menurutnya, tim justru harus berani saling menegur jika ada kesalahan individu yang merugikan tim.
"Anda butuh akuntabilitas, Anda butuh pemain yang menunjukkan ketidakpuasan mereka. Ketika Saliba diusir dan tim kalah 2-0, saya berharap ada yang bertanya, ‘Kenapa melakukan itu?’ Anda boleh memiliki konflik, boleh menuntut standar tinggi dari sesama pemain," ujar Deeney.
Arteta sendiri tampak kecewa dengan keputusan kartu merah pada Rice dan Trossard. Namun, ia cenderung menyalahkan aturan dan keputusan wasit ketimbang pemainnya sendiri. Deeney menyarankan agar pemain Arsenal lebih bertanggung jawab dan menahan diri dari tindakan yang bisa merugikan tim.
Artikel Tag: Arsenal, Troy Deeney