Kanal

John Isner Takjub Dengan Kemenangannya Di Final Miami Open

Penulis: Dian Megane
02 Apr 2018, 14:21 WIB

John Isner [kanan] dan Alexander Zverev [kiri]

Berita Tenis: Bisa dikatakan, John Isner melewati pekan yang penuh petualangan dalam beberapa pekan terakhir. Tiba di Crandon Park, petenis berusia 32 tahun, Isner baru memenangkan dua pertandingan di sepanjang musim ini (2-6).

Dan di laga pembuka Miami Open musim ini melawan Jiri Vesely, Isner kehilangan set kedua dan berpeluang untuk kembali menelan kekalahan pahit. Tetapi, setelah kemenangan keduanya atas petenis peringkat 5 besar di turnamen ini, Isner meninggalkan Key Biscayne, Miami sebagai petenis tertua pertama yang memenangkan turnamen Masters 1000.

“Saya tidak pernah berpikir saya akan berada di momen ini, mempertimbangkan bagaimana saya bermain sebelum datang ke turnamen ini,” ungkap Isner.

Bahkan, pada dua dari tiga turnamen yang dilakoninya, Isner gagal mengkonversi match point sebelum kalah di awal-awal turnamen. Ia kalah di laga pembuka BNP Paribas Open, Indian Wells melawan Gael Monfils setelah mendapatkan peluang match point dan ia terdepak dari babak kedua Delray Beach Open setelah gagal mengkonversi tiga match poin melawan Peter Gojowczyk.

Namun, ia mampu mengatasi semua kekecewaannya dan mengubahnya menjadi kemenangan gelar terbesar dalam kariernya setelah 12 kemenanganya dapatkan dari turnamen level 250. Menurutnya, perjuangannya di awal musim ini tidak ada hubungan dengan kondisinya secara fisik.

“Hal itu lebih kepada masalah mental,” aku Isner.

Percaya atau tidak, perubahan dari musimnya berawal dari makan malam. Ketika Isner tiba di Miami, ia makan malam dengan pelatihnya, David Macpherson. Mereka tidak banyak berdiskusi tentang teknik permainan.

“Saya melepaskan hal-hal yang menahan  saya dan hal itu tidak lagi muncul di lapangan. Semuanya lebih kepada masalah mental dan saya terlalu ketat dengan diri saya sendiri. Itulah alasan kenapa saya kalah di pertandingan yang sudah begitu dekat,” jelas Isner.

“Kami membersihkan segala rintangan pekan ini. Jadi, saya memasuki setiap pertandingan dengan sangat segar secara mental dan tanpa beban. Setelah setiap pertandingan yang saya menangkan, kami makan malam lagi, makan malam lagi, makan malam lagi, dan kami tetapi mencetak poin. Tanpa beban dan saya akan menjadi kekuatan jika saya bisa bermain dengan bebas.”

Isner pastinya mampu melakukannya. Ia hanya menghadapi satu break point melawan Marin Cilic, Hyeon Chung, dan Juan Martin del Potro. Dan di final, walaupun kehilangan set pertama setelah gagal mengkonversi kelima break point yang diciptakannya melawan Zverev, Isner masih mampu menemukan jalan untuk menang, yang tidak ia lakukan di sepanjang musim.

“Di suatu momen pada set kedua, saya menemukan angin kedua. Bisa menang seperti itu di hadapan para penonton dengan atmosfer seperti itu, anda tidak bisa mengulang momen seperti itu. Itu benar-benar menakjubkan,” imbuh Isner yang menjadi pemenang terakhir di Crandon Park sebelum Miami Open berpindah venue pada musim yang akan datang.

“Bagi saya, bisa keluar sebagai juara di pertandingan nomor tunggal putra terakhir di sini cukup unik. Ini sungguh gila.”

Artikel Tag: Tenis, miami open, John Isner, alexander zverev, marin cilic, Hyeon Chung, Juan Martin Del Potro

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru