Kanal

Jenson Brooksby Buka-Bukaan Tentang Hidup Dengan Idap Autisme

Penulis: Dian Megane
23 Des 2024, 15:39 WIB

Jenson Brooksby [image: AP]

Berita Tenis: Petenis AS, Jenson Brooksby berusia 24 tahun dan ia saat ini tidak memiliki peringkat, tetapi dua musim lalu ia menghuni peringkat 23 dunia.

Petenis AS absen dari turnamen ATP kurang lebih selama dua musim karena cedera, operasi, dan larangan bertanding terkait kasus doping yang dikurangi. Kini, ia mempersiapkan diri untuk kembali berkompetisi lagi pada bulan Januari 2025 dan ia mengungkapkan tentang pengalamannya hidup dengan gangguan spektrum autisme.

“Itu sesuatu yang tidak ingin saya simpan sendiri. Tentu itu hal yang bersifat pribadi, bahkan dengan orang-orang yang mungkin membuat anda merasa sangat nyaman, mengutip bukan hal yang bisa dilakukan hanya sebagai bagian dari percakapan,” ungkap Brooksby.

Petenis berusia 24 tahun menyatakan bahwa ia tidak berbicara sampai ia berusia 4 tahun. Ia menambahkan bahwa sebagai seorang anak, ia menghabiskan 40 jam dalam satu pekan bersama terapis.

“Sehingga saya bisa mulai berbicara, lalu, meningkat untuk berkomunikasi, dan menghadapi situasi sosial,” tambah petenis AS.

Petenis AS menyebut autism sebagai “kekuatan luar biasa” di “momen-momen penuh tekanan” ketika berada di atas lapangan, karena hal tersebut mengizinkannya “fokus dengan sangat baik dalam detail yang spesifik untuk waktu yang lama”, tetapi juga “itu membuat semuanya lebih menyulitkan” jika ia kesal tentang sesuatu atau merasa frustasi dengan kekalahan.

Pelatih sang petenis, Paul Kinney memperhatikan tanda-tanda ketidaknyamanan seperti menyentuh pakaian atau rambutnya, atau mencondongkan tubuh ke depan dengan tangan di atas lutut.

Petenis AS menyatakan bahwa ia merupakan “kasus yang sangat parah” tetapi sekarang “berada pada tahap yang sangat ringan”, menurut Michelle Wagner, seorang analis perilaku yang telah bekerja dengannya sejak ia berusia 2 tahun. Kemajuan sang petenis, menurut Wagner, merupakan “hasil yang tidak biasa dengan unik”. Wagner menggambarkan kasusnya sebagai kasus yang memerlukan “intervensi intensif. Ia memiliki beberapa tantangan perilaku yang parah”.

Seperti yang telah disebutkan, Brooksby menerima larangan bertanding selama 18 bulan dari ITIA pada musim 2023 karena tidak mengikuti tiga tes dalam jangka waktu 12 bulan. Menurut laporan awal ITIA, timmnya berpendapat bahwa kurangnya komunikasi dengan pengawas doping yang berusaha menemukannya di sebuah hotel yang berada di Belanda “bukan karena kelalaian dari pihak petenis”. Ia pun mengajukan banding, sehingga hukuman tersebut dikurangi menjadi delapan bulan, dengan ITIA mencatat bahwa “tingkat kesalahannya harus ditinjau ulang karena adanya informasi baru yang berkaitan dengan keadaan yang menyebabkan tidak adanya tes tersebut”.

Petenis AS berencana kembali ke dunia tenis di ajang Challenger di Canberra. Di Australian Open musim 20203, ia mengalahkan Casper Ruud, tetapi kemudian berhenti akibat cedera pergelangan tangan, yang diikuti dengan larangan bertanding.

“Banyak hal buruk yang terjadi pada saat yang bersamaan. Banyak hal yang harus diatasi secara mental,” ungkap Brooksby yang setelah akhir larangan bertanding tidak langsung berkompetisi karena masalah pada bahu.

Brooksby menambahkan, “Saya hanya ingin orang-orang mengetahui siapa sebenarnya saya dan autisme hanya bagian lain dari saya.”

Artikel Tag: Tenis, Jenson Brooksby

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru