Kanal

Jelang Olimpiade, Soh Wooi Yik Terinspirasi Dari Sang Paman Yang Juga Legenda Bulu Tangkis

Penulis: Yusuf Efendi
18 Jul 2024, 11:00 WIB

Aaron Chia-Soh Wooi Yik Bersama Rexy Mainaky/[Foto:NST]

Berita Badminton : Atlet ganda putra andalan Soh Wooi Yik bersiap untuk menambah prestasi lain ke dalam warisan bulu tangkis keluarganya yang mengesankan menjelang Olimpiade Paris 2024.

Beberapa tahun terakhir merupakan tahun yang membuahkan hasil bagi Soh Wooi Yik yang berusia 26 tahun.

Ia menandai debut Olimpiadenya di Tokyo 2020, yang diadakan pada tahun 2021, bersama rekannya Aaron Chia, dan berhasil meraih medali perunggu.

Setahun kemudian, keduanya mengukir sejarah sebagai juara dunia bulu tangkis pertama Malaysia, mengakhiri penantian negara tersebut selama 45 tahun.

Bagi Soh Wooi Yik, gelar-gelar ini memiliki arti khusus karena akar keluarganya yang kuat di bidang bulu tangkis.

Ayahnya, Soh Goon Chup, adalah pemain ganda nasional mapan yang berpasangan dengan Ong Beng Teong dan memenangkan perunggu di Sea Games 1983 di Singapura.

Wooi Yik juga mendapat inspirasi dari pamannya yang legendaris, Soo Beng Kiang, saudara laki-laki ibunya.

Beng Kiang terkenal karena kemitraannya dengan Cheah Soon Kit, yang dengannya ia memenangkan medali perak di Kejuaraan Dunia 1993.

Hebatnya, pasangan ini membantu Malaysia meraih gelar Piala Thomas kelima mereka pada tahun 1992 ketika negara tersebut menjadi tuan rumah turnamen bergengsi tersebut.

Wooi Yik sangat sadar bahwa ia tidak hanya membawa harapan bangsa tetapi juga warisan yang membanggakan dari keluarga yang memiliki keunggulan bulu tangkis.

"Keluarga saya selalu mengatakan bahwa saya telah mencapai apa yang tidak dapat mereka capai, dan mereka bangga terhadap saya," kata Wooi Yik.

"Olimpiade ini memberi saya kesempatan lain untuk membawa kebahagiaan bagi keluarga saya dan membuat mereka semakin bangga."

Pamannya, Beng Kiang, tampil dua kali di Olimpiade, dengan penampilan terbaiknya adalah finis di tempat keempat di Atlanta 1996.

Berpasangan dengan Tan Kim Her, pasangan ini kalah dari peraih medali emas Rexy Mainaky-Ricky Subagja di semifinal dan kemudian dikalahkan oleh duo Indonesia lainnya, Denny Kantono-Antonius Ariantho, dalam pertandingan medali perunggu.

Meskipun gagal meraih medali Olimpiade, Beng Kiang telah memainkan peran sebagai mentor bagi Wooi Yik selama bertahun-tahun, memastikan impian keluarga untuk memenangkan emas bagi Malaysia terus berlanjut.

Soh Wooi Yik mengaku masih mencari bimbingan dari Beng Kiang, meski ia telah membuktikan diri sebagai pemain kelas dunia.

"Paman saya juga sempat berjumpa di Olimpiade namun tidak berhasil mendapatkan medali," jelasnya.

"Bulan lalu, saya bertemu dengannya dan dia banyak membantu saya. Dia berbagi banyak pengalaman dan memberi saya masukan yang bagus. Dia mengajariku cara mendekati permainan, cara mempersiapkan mental, dan pentingnya menjaga diri sendiri."

"Ini pasti akan membantu saya beradaptasi dengan situasi di Olimpiade. Saya akan terus meminta nasihatnya saat berada di Paris."

Terkait besarnya harapan bangsa agar mereka membawa pulang emas, Wooi Yik yakin itu bukan hal baru bagi ia dan Aaron untuk mengatasinya.

"Itu adalah sesuatu yang sudah biasa kami lakukan," kata Wooi Yik.

"Itu bukan masalah bagi kami. Terlepas dari harapan yang diberikan kepada kami untuk memberikan hasil, kami akan berjuang untuk membuktikan apa yang kami mampu."

Ia menambahkan: "Yang perlu dilakukan Aaron dan saya adalah tetap fokus."

Artikel Tag: Soh Wooi Yik, Aaron Chia, rexy mainaky, Olimpiade Paris 2024

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru