Jannik Sinner Akan Sulit Dikalahkan Di ATP Finals, Klaim Sang Pelatih
Berita Tenis: Jannik Sinner didukung untuk mengatasi tekanan dengan menjadi petenis yang difavoritkan di ATP Finals, Turin musim 2024 dengan pelatihnya, Darren Cahill mengatakan bahwa setiap kali sang petenis memasuki lapangan, para penonton mengharapkannya untuk menang.
Petenis peringkat 1 dunia akhir musim telah menjadi salah satu petenis terbaik di turnamen ATP pada musim ini setelah ia menjadi petenis yang mengantongi gelar terbanyak (tujuh gelar), tampil di final terbanyak (delapan final), dan mencatatkan kemenangan-kekalahan terbaik (65-6).
Dua dari tujuh gelar yang ia menangkan pada musim ini merupakan gelar Grand Slam, yaitu Australian Open dan US Open. Ia juga menyabet tiga gelar Masters.
Kemenangan petenis berkebangsaan Italia di US Open khususnya sangat impresif karena ia “diincar’ oleh setiap petenis karena ia tampil sebagai petenis unggulan pertama.
Cahill merasa petenis Sinner telah membuktikan kredibilitasnya meskipun ia menegaskan bahwa kemenangan tidak pernah pasti, terutama melawan Carlos Alcaraz setelah tiga dari enam kekalahan yang sang petenis alami pada musim ini terjadi ketika menghadapi petenis berkebangsaan Spanyol.
“Setiap kali Jannik memasuki lapangan, anda mengharapkannya untuk menang. Hal itu tidak selalu mungkin terjadi. Alcaraz telah mengalahkannya sebanyak tiga kali pada musim ini, satu-satunya kesuksesan Jannik pada rivalitas mereka adalah di Riyadh, sebuah ajang eksibisi,” ungkap Cahill.
“Kedelapan petenis difavoritkan di Turin, tentu Jannik didukung oleh kenangan, di sini ia menjadi runner up pada musim 2024 yang membuka pintu kesuksesan di Australia.”
“Ia menyukai lapangannya, kotanya, atmosfernya, para penggemarnya adalah segalanya baginya, kondisi untuk bermain dengan baik tersedia baginya. Akan sangat menyulitkan untuk mengalahkannya. Ia telah memperlihatkan bahwa ia bisa mengatasi tekanan dengan menjadi petenis yang difavoritkan di US Open, ia akan melakukannya juga di sini.”
Tidak hanya tekanan di atas lapangan yang harus Sinner hadapi pada musim ini karena ia berada di bawah tekanan luar biasa menyusul skandal doping.
Petenis berusia 23 tahun dinyatakan positif menggunakan substansi terlarang, clostebol di Indian Wells pada bulan Maret, tetapi ia diizinkan untuk terus bermain. Berita tersebut baru diketahui publik pada bulan Agustus ketika ia dibebaskan dari segala tuduhan oleh ITIA.
Namun, petenis berkebangsaan Italia belum dinyatakan bersih secaara resmi karena WADA telah mengajukan banding terhadap hasil kasus doping sang petenis ke Court of Arbitration for Sport.
Meskipun ada kontroversi, kualitas kepemimpinan Sinner telah terlihat.
“Setelah semua hal yang telah ia lalui, ia memahami bahwa dalam hidup ia bisa bertahan menghadapi semua hal, tidak ada apa pun yang bisa menakutkan dirinya lagi,” tukas Cahill.
“Dua gelar Grand Slam, menjadi petenis peringkat 1 dunia akhir musim, Jannik juga inspirasi bagi saya, meskipun saya pelatih yang berpengalaman. Semua orang membicarakan tentang tim yang mengelilinginya, seberapa penting kami baginya. Tetapi kebalikannya juga benar, ia adalah pemimpinannya, ia yang memimpin jalan. Dan jika ia mampu melakukannya, itu karena ia tahu bahwa ia tidak bersalah, ia tidak melakukan kesalahan apa pun.”
Artikel Tag: Tenis, ATP Finals, Jannik Sinner