Jaksa Selidiki Pelecehan Terhadap Juara Tinju Olimpiade Imane Khelif
Jaksa penuntut Prancis membuka penyelidikan terhadap keluhan pelecehan online yang dibuat oleh juara tinju Olimpiade Imane Khelif setelah banyaknya kritik dan klaim palsu tentang jenis kelaminnya selama Olimpiade Paris, kata kantor kejaksaan Paris, Rabu (14/8).
Pengacara sang atlet, Nabil Boudi, mengajukan pengaduan hukum pada hari Jumat (9/8) kepada unit khusus di kantor kejaksaan Paris yang memerangi ujaran kebencian online.
Boudi mengatakan petinju tersebut menjadi sasaran “kampanye misoginis, rasis, dan seksis” saat ia memenangkan emas di divisi kelas welter wanita, menjadi pahlawan di negara asalnya, Aljazair, dan menarik perhatian dunia pada tinju wanita.
Kantor kejaksaan mengatakan telah menerima pengaduan tersebut dan Kantor untuk Memerangi Kejahatan terhadap Kemanusiaan dan Kejahatan Kebencian telah membuka penyelidikan atas tuduhan “pelecehan dunia maya berdasarkan gender, penghinaan di depan umum berdasarkan gender, hasutan di depan umum terhadap diskriminasi dan penghinaan di depan umum atas dasar asal-usul.”
Imane Khelif secara tidak sengaja terseret ke dalam pertikaian di seluruh dunia terkait identitas gender dan regulasi dalam olahraga setelah pertarungan pertamanya di Paris, ketika lawannya dari Italia, Angela Carini, mundur hanya 46 detik setelah pertarungan dimulai, dengan alasan kesakitan akibat pukulan pembuka.
Klaim palsu bahwa Imane Khelif adalah seorang transgender atau seorang pria merebak di dunia maya, dan Komite Olimpiade Internasional membelanya dan mengecam mereka yang menyebarkan informasi yang salah. Khelif mengatakan bahwa penyebaran kesalahpahaman tentang dirinya “merusak martabat manusia.”
Di antara mereka yang memposting informasi yang salah tentang sang atlet adalah Donald Trump, Elon Musk, dan J.K. Rowling.
Pengaduan hukum Khelif diajukan terhadap platform media sosial, termasuk X, dan bukannya terhadap pelaku tertentu, sebuah formulasi umum di bawah hukum Prancis yang menyerahkan kepada para penyelidik untuk menentukan orang atau organisasi mana yang mungkin bersalah.
Kantor kejaksaan Paris tidak menyebutkan nama tersangka secara spesifik.
Perkembangan ini terjadi dua hari setelah Imane Khelif kembali ke Aljazair, di mana ia diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Abdelmadjid Tebboune dan disambut oleh keluarganya di kampung halamannya di Ain Mesbah.
Di Aljazair, mantan pelatih Khelif, Mustapha Bensaou, mengatakan bahwa pengaduan petinju tersebut di Prancis diprakarsai oleh pihak berwenang Aljazair dan harus “menjadi pelajaran dalam membela hak-hak dan kehormatan (para atlet) di Aljazair dan di seluruh dunia.”
“Semua yang terlibat akan dituntut karena melanggar martabat dan kehormatan Imane,” kata Bensaou dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press. Dia menambahkan: “Serangan terhadap Imane dirancang untuk menghancurkannya dan merusak moralnya. Syukurlah, dia menang.”
Artikel Tag: Imane Khelif