Kanal

10 Pebalap MotoGP Peraih Gelar Juara Grand Prix Tanpa Mahkota Gelar Juara Dunia

Penulis: Datuk Nofri
07 Des 2018, 17:31 WIB

Selama berkarier di kelas premier sejak 2006 hingga 2018, prestasi terbaik Dani Pedrosa [26] hanya di posisi runner-up yang diraihnya sebanyak 3 kali

Berita MotoGP: Adakalanya talenta dan kerja keras saja tidak cukup bagi seorang pebalap MotoGP untuk merasakan gelar juara dunia, karena ada faktor lainnya yang menjadi faktor kunci yaitu faktor keberuntungan. 

Itu juga yang dialami oleh 10 pebalap MotoGP berikut yang pernah meraih gelar seri grand prix tapi tak sekalipun mencatatkan nama mereka sebagai peraih gelar juara dunia ketika tampil di kelas premier. Siapa saja mereka?

Berikut daftar 10 pebalap peraih gelar juara Grand Prix tanpa mahkota gelar juara dunia:

1. Dani Pedrosa

Pedrosa yang baru saja mengakhiri kariernya di arena balapan kelas premier ini adalah pebalap yang berada di peringkat pertama dalam daftar karena mantan pebalap Repsol Honda ini paling banyak memenangkan gelar juara kelas premier di seri grand prix yang diikutinya yaitu sebanyak 31 kali. Jumlah torehan gelar juara yang diraih Pedrosa di semua kelas di seri grand prix adalah sebanyak 54 kali. Posisi terbaik Pedrosa adalah runner-up yang diraihnya pada 2007, 2010 dan 2012.

Setelah sukses menorehkan namanya sebagai peraih gelar juara dunia di kelas 125cc pada 2003, Pedrosa kemudian juga meraih dua gelar juara dunia di kelas 250cc untuk dua musim beruntun berikutnya. Musim selanjutnya Pedrosa naik ke kelas premier, tepatnya pada 2006 dan di setiap musim, minimal Pedrosa selalu bisa meraih satu kemenangan, kecuali di musim terakhirnya yaitu pada musim balapan 2018 kemarin.

Musim depan, Pedrosa memulai peran barunya bersama tim pabrikan KTM sebagai test rider dan menjelang berakhirnya tahun ini, Pedrosa akan melakukan debut pertamanya mengendarai motor RC 16 milik tim pabrikan asal Austria itu untuk beruji coba di Jerez.

2. Max Biaggi

Di peringkat kedua ada Biaggi yang meraih 13 gelar juara grand prix selain pernah mencatatkan namanya sebagai peraih 4 gelar juara dunia di kelas yang lebih rendah yaitu di kelas 250cc. Biaggi naik ke kelas premier pada 1998 silam dan Biaggi pernah menjadi rival terberat Valentino Rossi hingga Biaggi memutuskan mengakhiri karier balapnya di kelas premier pada 2006. Namun Biaggi masih bisa menghibur diri ketika dirinya sukses menggapai gelar juara dunia di arena balapan World Superbike semusim berikutnya.

3. Randy Mamola

Sama halnya dengan Biaggi, Mamola juga meraih 13 kemenangan di seri grand prix dan pernah pula meraih posisi runner-up di empat musim beruntun yang terentang di dekade 1980-an. Mamola meraih kemenangan di seri grand prix dengan 3 tim pabrikan berbeda yakni Suzuki (5 kali), Honda (4 kali) dan Yamaha (4 kali).

4. Sete Gibernau

Gibernau yang musim depan akan tampil di arena balapan baru yaitu arena MotoE bersama tim Pons Racing ini tercatat pernah meraih 9 gelar grand prix bersama tiga tim pabrikan berbeda sebagaimana Mamola, dan Gibernau pernah pula menjadi pesaing berat Rossi seperti halnya Biaggi.

5. Loris Capirossi

Nama berikutnya adalah Capirossi yang juga membukukan 9 gelar juara grand prix. Setelah sukses membukukan 3 gelar juara dunia masing-masing 2 gelar juara di kelas 125cc dan 1 gelar juara di kelas 250cc, Capirossi naik ke kelas premier pada tahun 2000. Pebalap Italia ini adalah pebalap pertama yang sukses mempersembahkan gelar juara grand prix bagi tim pabrikan Ducati pada 2003 dan meraih 6 gelar juara di 6 seri grand prix lainnya bersama tim itu, namun ia tak bisa menyaingi Casey Stoner yang sukses mempersembahkan gelar juara dunia perdana dan satu-satunya bagi Ducati hingga kini.

Hanya meraih posisi ketujuh di klasemen akhir ketika Stoner sukses meraih kejayaan pada 2007 itu, Capirossi kemudian memutuskan hengkang ke tim Suzuki namun ia hanya sekali meraih posisi podium dan itu pun posisi podium 3 yang diraihnya di Brno pada 2008.

6. Luca Cadalorra

Mantan pelatih Rossi ini pernah membukukan 8 gelar juara grand prix setelah sebelumnya sukses mengemas dua gelar juara dunia di kelas 250cc. Di kelas premier, Cadalorra tampil bersama Wayne Rainey di tim Marlboro Yamaha pada 1993 hingga 1995. Di musim debutnya, Cadalorra menyudahi musim tersebut di posisi kelima klasemen, kemudian menjadi runner-up pada musim keduanya dan meraih posisi tiga klasemen akhir di dua musim beruntun bersama tim Honda yang diperkuatnya setelah meninggalkan Yamaha.

7. Alex Barros

Barros meraih 7 kemenangan di seri grand prix yang diikutinya sebanyak 276 kali yang terentang selama 17 musim. Barros pernah pula tampil di arena WSBK pada 2006 sebelum kembali ke arena MotoGP semusim kemudian. Adapun gelar juara grand prix yang diraih Barros terjadi pada kurun 1990 hingga 2001 (kelas 500cc) empat gelar juara dan 3 gelar juara seri MotoGP diraihnya antara tahun 2002 hingga 2007.

8. Marco Melandri

Sempat digadang-gadang akan bisa menyamai kompatriotnya Rossi, Melandri ternyata tak sekalipun sukses merenggut gelar juara dunia di kelas premier. Melandri meraih gelar juara grand prix di kelas 125cc pada usia 15 tahun yang membuatnya menjadi peraih gelar juara termuda di kelas itu hingga kini selain menjadi juara dunia muda termuda di kelas 250cc yang diraihnya pada 2000 dan 2002.

Semusim kemudian Melandri naik kelas dan tampil bersama Yamaha hingga pada 2005, Melandri hijrah ke tim Movistar Honda dan hanya sukses meraih posisi runner-up sebanyak satu kali.

9. Wil Hartog

Hartog adalah peraih 5 gelar juara seri grand prix di kelas 500cc dan hanya memiliki karier yang tak lama. Dalam rentang kariernya di arena MotoGP pada 1977 hingga 1980, posisi terbaik Hartog hanya di posisi keempat di klasemen akhir.

10. Tadayuki Okada

Pebalap asal Jepang ini hanya mengemas 4 gelar juara grand prix di kelas balapan motor 500cc ketika tampil bersama tim Repsol Honda pada 1996 hingga 2000. Namun demikian, di musim keduanya, Okada sukses meraih posisi runner-up di kala rekan setimnya Mick Doohan masih berada di puncak kejayaannya karena pebalap Australia itu sukses mengemas 5 gelar juara dunia yang terentang sejak 1994 hingga 1998.

Artikel Tag: dani pedrosa, Sete Gibernau, Max Biaggi

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru