Iga Swiatek Sukses Sandingkan Gelar Di Madrid Dengan Gelar Di Roma
Berita Tenis: Di laga yang mempertemukan petenis peringkat 2 besar, Iga Swiatek membantai Aryna Sabalenka dengan 6-2, 6-3 di final Italian Open, Roma musim 2024.
Petenis peringkat 1 dunia membutuhkan waktu 1 jam 29 menit demi mengatasi petenis peringkat 2 dunia, Sabalenka untuk kali kedelapan pada pertemuan ke-11. Kini, ia memenangkan gelar di Roma sebanyak tiga kali dalam empat musim terakhir setelah ia juga memenangkannya pada musim 2021 dan 2022.
“Saya cukup mengetahui bahwa jika saya berlatih keras dan saya tampil dengan pola pikir yang tepat, hal seperti ini bisa dicapai,” ungkap Swiatek. “Saya merasa gembira bahwa saya sangat fokus dan disiplin di sepanjang turnamen untuk melakukannya.”
Perjalanan petenis berkebangsaan Polandia untuk memenangkan gelar ke-21 dalam kariernya sekaligus gelar keempat pada musim 2024, meningkatkan sejumlah statistik pencapaian sang petenis.
Petenis yang telah mengantongi empat gelar Grand Slam kini telah memenangkan sembilan final terakhir yang ia lakoni. Terakhir kali ia kalah di final terjadi pada musim lalu di Madrid dan kalah dari juara Australian Open musim 2024, Sabalenka, yang menjadi satu-satunya kemenangan petenis peringkat 2 dunia dari lima pertemuan mereka yang berlangsung di final dan kelima final tersebut berlangsung di turnamen clay-court.
Italian Open menjadi turnamen ketiga di mana petenis unggulan pertama memenangkan turnamen yang sama sebanyak tiga kali setelah ia melakukannya di French Open (2020, 2022, 2023) dan Qatar Open, Doha (2022, 2023, 2024).
Petenis berkebangsaan Polandia juga membungkam Sabalenka di final Madrid Open dua pekan lalu, termasuk mengamankan tiga peluang championship point, dan ia kini menjadi petenis putri ketiga yang mampu memenangkan gelar di Madrid dan Roma pada musim yang sama, setelah Dinara Safina (2009) dan Serena Williams (2013).
“Yang pasti, pertandingan kali ini sedikit berbeda dibandingkan di Madrid. Saya senang memberikan banyak tekanan. Saya hanya terus melakukannya di sepanjang pertandingan. Benar-benar bangga dengan diri saya sendiri dan merasa sangat senang,” sambung Swiatek.
Petenis yang akan menginjak usia 23 tahun pada akhir bulan ini, menjadi petenis putri kedua yang mampu memenangkan gelar Italian Open sebanyak tiga kali atau lebih sebelum berusia 23 tahun di Open Era, mengikuti jejak langkah Gabriela Sabatini yang memenangkan empat gelar di Roma sebelum berusia 22 tahun.
Mengawali final petenis unggulan pertama membangun keunggulan 2-1 sebelum akhirnya unggul dengan satu set.
Di set kedua, Sabalenka langsung tancap gas dan menciptakan lima peluang break point demi keunggulan 2-0 hanya untuk melihat petenis unggulan pertama mengamankan kelima peluang tersebut sehingga kedudukan menjadi imbang dengan 1-1.
Setelah saling kejar mengejar angka, Swiatek unggul tipis dengan 4-3 setelah pengembalian backhand Sabalenka membentur net. Petenis petenis peringkat 1 dunia mematahkan petenis unggulan kedua untuk satu kali lagi demi menjadi juara Italian Open musim 2024.
Artikel Tag: Tenis, Italian Open, Iga Swiatek, Aryna Sabalenka