Kanal

Ibunda Noah Lyles Ungkap Kunci Kesuksesan Putranya Di Paris 2024

Penulis: Hanif Rusli
20 Agu 2024, 16:02 WIB

Noah Lyles (kiri) dan ibundanya, Keisha Caine Bishop. (Foto: Inside The Games)

Keisha Caine Bishop, ibu dari pelari cepat Amerika Serikat, Noah Lyles, berbagi rahasia di balik kesuksesan putranya di Paris 2024 dan bagaimana ia berhasil mencapai podium Olimpiade dan bahkan memenangkan medali meski bertanding dalam kondisi menderita Covid-19.

Di balik kesuksesan atlet berusia 27 tahun ini terdapat kebijaksanaan dan cinta yang tak tergoyahkan dari ibunya, Keisha Caine Bishop, yang telah menjadi landasan dalam hidup dan kariernya yang luar biasa.

Sejak usia dini, Caine Bishop menanamkan kepada anak-anaknya tentang pentingnya mengenal diri mereka sendiri dan berjuang untuk menjadi "versi terbaik dari diri mereka". Pendekatan ini menjadi mercusuar di saat-saat tergelap, terutama ketika Noah Lyles menghadapi tantangan pribadi dan profesional.

"Atletik bukanlah siapa diri Anda. Itu hanya sesuatu yang kamu lakukan," begitu ibu Lyles sering mengingatkannya, bersikeras bahwa nilai sejati tidak terletak pada medali atau gelar, tetapi pada integritas dan keaslian seseorang.

Mantra ini sangat penting bagi Lyles saat ia melewati masa-masa sulit yang menguji tekad dan kekuatannya. Puncak kariernya terjadi di Paris 2024, di mana Noah Lyles tidak hanya berkompetisi tetapi juga bersinar, mengukuhkan statusnya sebagai salah satu pelari terbaik dunia.

Menurut Caine Bishop, fokus untuk menjadi "versi terbaik dari diri saya" adalah kunci untuk melepaskan tekanan untuk menang dan membiarkan dirinya menikmati prosesnya, yang pada akhirnya memberinya kebebasan mental untuk berprestasi terlepas dari segala rintangan.

Juara 100 meter Olimpiade ini berkompetisi dengan virus dan finis di urutan ketiga di final 200 meter - hasil yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi mengingat kualitasnya, tetapi luar biasa dalam konteks penyakitnya.

Ibu Noah Lyles menjelaskan kepada Olympics.com bagaimana putranya bisa meraih prestasi seperti itu: "Ini adalah kemauannya untuk bertahan dalam kesulitan. Di rumah kami, kami menyebutnya 'BBA', (kemampuan untuk bangkit kembali)," kata Caine Bishop, menggunakan istilah tersebut sebagai ungkapan umum untuk menggambarkan keluarganya dan, yang lebih mendasar lagi, kemampuan putranya untuk mengatasi kesulitan dan maju dengan ketangguhan.

Lyles, juara 100 meter putra dan peraih medali perunggu 200 meter di Paris 2024, menunjukkan banyak BBA dalam kariernya, termasuk di Olimpiade ini ketika situasi yang tidak terduga muncul. Lyles selalu siap dengan kejutan, kata Caine Bishop.

"Sungguh luar biasa melihat pertumbuhannya, transformasinya, dan kemauannya untuk bertahan dalam kesulitan. Dan saya rasa itulah mengapa ia sangat nyaman menjadi dirinya sendiri," kata Caine Bishop kepada Olympics.com dalam sebuah wawancara.

Noah Lyles menghadapi kesulitan yang cukup berat di Paris, terutama setelah dinyatakan positif Covid-19 hanya beberapa hari sebelum final 200m.

Namun demikian, ia berhasil naik podium dan kemudian mengatakan bahwa ia "lebih bangga dengan diri saya sendiri daripada apa pun karena telah datang ke sini dan mendapatkan perunggu".

"Saya pikir pertumbuhan pribadi adalah perbedaan terbesar," kata Caine Bishop tentang Lyles, yang memenangkan tujuh medali di Kejuaraan Dunia Atletik antara 2019 dan 2023, dua medali perak di Kejuaraan Dunia Indoor pada 2024, dan tiga medali di Kejuaraan Dunia Estafet antara 2017 dan 2024.

Meskipun tidak meraih medali emas, Noah Lyles merefleksikan pentingnya melampaui klasemen akhir.

"Saya tidak pernah sebangga ini pada diri saya sendiri," katanya tentang perunggu 200 meter. Virus yang mempengaruhinya di Olimpiade modern ke-33 juga mempengaruhinya dengan cara yang berbeda di Tokyo 2020, yang telah ditunda hingga 2021 karena pandemi, kata ibunya.

Keberhasilan Lyles bukanlah fenomena yang berdiri sendiri; ini terkait erat dengan adik laki-lakinya, Josephus Lyles.

"Ini sebenarnya adalah visi Josephus," jelas Caine Bishop, merujuk pada perjalanan yang telah ditempuh kedua bersaudara ini dalam dunia atletik.

Meskipun jalan mereka berbeda, mereka saling mendukung satu sama lain dan kedekatan mereka telah menjadi faktor penentu dalam karier mereka.

"Mereka sangat dekat, dan itu adalah sebuah berkah," tambah ibu mereka, sambil menegaskan bahwa meskipun mereka telah menghadapi tantangan seperti keluarga lainnya, cinta tulus yang mereka miliki untuk satu sama lain tidak dapat disangkal.

Keisha Caine Bishop, yang telah terkenal di kalangan media, terlihat memberikan wawancara dan mendukung putranya dari tribun penonton selama Olimpiade Paris. Meskipun ia berperan sebagai penasihat dalam kehidupan Noah, ia juga tahu kapan harus mundur, terutama dalam hal tren dan mode.

"Saya tidak keren untuk Noah," candanya sambil tertawa, tetapi dia mengakui bahwa putranya berkonsultasi dengannya dalam banyak aspek kehidupannya dan mereka memiliki hubungan yang dekat dan saling menghormati.

Perjalanan Noah Lyles menuju kejayaan adalah sebuah kisah tentang ketekunan, ketangguhan, dan cinta keluarga.

Dalam setiap langkah hidupnya, ia selalu membawa ajaran dari ibunya dan inspirasi dari kakaknya, membuktikan bahwa di balik setiap atlet hebat terdapat keluarga hebat yang mendukung dan mendorong mereka untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Artikel Tag: Noah Lyles

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru