Henrikh Mkhitaryan kisahkan kebangkitan Dortmund dan level permainannya
Ligaolahraga - “Saat Tuchel tiba, ia menerapkan sepakbola yang berbeda dari apa yang diterapkan Klopp dimana kami mengutamakan penguasaan bola, banyak mengumpan dan tampil ofensif. Disamping itu saya belajar banyak dari kesalahan saya sebelumnya yang telah mengecewakan ekspektasi publik Westfalen.”
Pemain asal Armenia, Henrikh Mkhitaryan mengisahkan kedatangannya ke klub dari lembah Ruhr, Borussia Dortmund, Jerman. Mkhitaryan tiba di saat klub itu baru saja dikalahkan oleh klub senegaranya, Bayern Munich pada laga final Liga Champions 2013 yang berlangsung di stadion Wembley, London.
Mkhitaryan didatangkan Dortmund dari klub Ukraina, Shakhtar Donetsk untuk menggantikan posisi Mario Gotze, yang hijrah ke Bayern. Dan saat itu pembelian Mkhitaryan memecahkan rekor pembelian yang pernah dilakukan oleh klub dari lembah Ruhr itu, yaitu senilai €27.5 juta.
Fans tidak mengetahui banyak tentang pemain anyar mereka walaupun mereka pernah menyaksikan aksi Mkhitaryan di Signal Iduna Park saat berkostum Donetsk melawan klub mereka, dalam satu laga di babak 16 besar Liga Champions sebelum Dortmund mencapai final di Wembley. Dan dengan rekor transfer sebesar €27.5 juta itu, maka tentu saja mereka memiliki ekspektasi besar kepada Mkhitaryan.
Namun setelah dua tahun berkostum Dortmund, Mkhitaryan belum juga menunjukkan kalau ia di musim terakhirnya berkostum Donetsk adalah pemain yang membukukan 25 gol bagi klub Ukraina itu.
Di paruh musim perdananya bersama Dortmund, Mkhitaryan tak menyumbang satu gol sama sekali atau pun assist.
Mengomentari hal itu, Mkhitaryan mengatakan “Saat itu Kloppo (sebutan untuk Jurgen Klopp yang menjadi pelatih Dortmund ketika itu), memainkan gaya sepakbola yang berbeda dimana kami lebih banyak melakukan serangan, lebih banyak melakukan tekanan dan sangat menguras tenaga.”
Pernyataan itu juga didukung oleh pernyataan back-kiri Marcel Schmelzer baru-baru ini yang mengatakan kepada Spox.com, bahwa tim Dortmund saat itu terus menekan hingga akhir pertandingan dan mereka tidak mempedulikan lagi strategi lainnya selain hanya tampil menyerang, menyerang dan menyerang.
Mkhitaryan merasa sulit beradaptasi dengan pola permainan yang diterapkan Klopp. Namun lambat laun, penampilan Mkhitaryan mulai membaik. Mkhitaryan mulai memberikan kontribusi bagi klubnya dan membawanya ke laga final DFB-Pokal dan finishdi urutan ke-7 klasemen, yang berarti Dortmund berhak mendapatkan jatah bermain di kompetisi Eropa pada musim berikutnya.
Setelah berhasil mencatatkan namanya di papan skor saat Dortmund mengalahkan rival satu kota, FC Schalke dengan skor 3-0 di akhir Februari,Mkhitaryan kembali mencetak dua buah gol dan memberikan empat assists pada enam laga terakhir musim itu. Mkhitaryan mulai menemukan bentuk permainannya setelah Klopp di bulan April mengumumkan akan hengkang di akhir musim.
Namun demikian, Mkhitaryan sendiri merasa belum yakin dengan penampilannya menjelang musim ketiganya berseragam Dortmund. Tetapi suksesor Klopp, Thomas Tuchel, memastikan bahwa Mkhitaryan tetap menjadi prioritas di klubnya.
Selain itu, kehadiran Tuchel membantu memotivasi Mkhitaryan seperti yang dikatakannya kepada Stern pada Oktober lalu. Dengan motivasi demikian, penampilan Mkhitaryan semakin menjanjikan sejauh ini. Dia mengatakan, “Saat Tuchel tiba, ia menerapkan sepakbola yang berbeda dari apa yang diterapkan Klopp dimana kami mengutamakan penguasaan bola, banyak mengumpan dan tampil ofensif. Saya juga belajar banyak dari kesalahan saya sebelumnya yang telah mengecewakan ekspektasi publik Westfalen.” “
Meskipun penampilannya semakin membaik karena perubahan pada pola permainan yang diterapkan Tuchel, Mkhitaryan tidak memiliki minat dalam aspek teoritis permainan. Menurutnya, “Taktik hanyalah bagian dari permainan tetapi pemainlah yang menentukan permainan, bukan pada taktik. Taktik hanya memberikan sedikit kontribusi dalam cara pemain bertanding.”
Agak mengejutkan bila kata-kata tersebut diucapkan oleh Mkhitaryan yang bermain dengan visi yang sangat baik, tahu menempatkan posisi dan memiliki pergerakan yang sangat baik pula.
Mkhitaryan dianggap sebagai pesepakbola cerdas. Mengomentari hal itu, ia mengatakan, “Belajar tiap hari adalah kuncinya, membaca adalah hal yang sangat penting, bukan saja soal sepakbola. Saya selalu belajar mengembangkan diri saya dengan membaca agar saya bisa mengetahui, dan melihat apa saja yang bisa saya pelajari yang sumbernya beragam. Bisa dari buku, TV atau internet. Saya selalu ingin mengetahui perkembangan dunia. Saya juga sering meluangkan waktu untuk menyaksikan pertandingan tennis dan basket.”
Sebagai seorang Armenia, Mkhitaryan juga mengetahui banyak hal tentang catur dan menurutnya, “Permainan catur saya bagus tetapi belum sempurna namun saya selalu berupaya untuk bisa lebih baik lagi.”
Artikel Tag: Liga Jerman, Dortmund, Henrikh Mkhitaryan