Harga Tiket Kelewatan, Fans Bayern Munich Akan Boikot Laga Kontra Arsenal
Ligaolahraga - Arsenal mendapat kritik keras atas harga tiket yang “mustahil” oleh kelompok penggemar Bayern Munich, yang berencana melakukan protes dalam lawatan ke Emirates Stadium pada pertandingan Liga Champions akhir bulan ini.
Ligaolahraga.com - Arsenal mendapat kritik keras atas harga tiket yang “mustahil” oleh kelompok penggemar Bayern Munich, yang berencana melakukan protes dalam lawatan ke Emirates Stadium pada pertandingan Liga Champions akhir bulan ini.
Juara bertahan Bundesliga Jerman tersebut terbang ke London pada 20 Oktober tapi kelompok suporter FC Bayern Worldwide mendesak fans untuk tidak tinggal diam menyusul harga tiket yang berlebihan.
Kelompok suporter mengklaim harga tiket termurah yang tersedia adalah 64 Poundsterling yang akan meningkat hingga 74 Poundsterling dengan tambahan biaya lain dan ongkos kirim. Mereka menilai angka ini tidak masuk akal bagi banyak fans sepakbola.
“Kami tidak akan memasuki sektor tandang untuk lima menit pertama pertandingan Arsenal FC melawan FC Bayern Munich pada 20 Oktober 2015,” demikian pernyataan di laman Facebook mereka.
“Kami akan mengambil langkah ini untuk menarik perhatian terhadap mahalnya harga tiket untuk pertandingan ini. Tiket termurah untuk fase grup dibanderol 64 Pounsterling, yang dengan tambahan biaya dan ongkos kirim akan membebani fans Bayern Munich hampir 100 Euro.
“Harga seperti ini membuat kunjungan ke stadion menjadi mustahil untuk remaja dan fans yang tidak beruntung secara finansial. Ini merusak budaya fan, yang berbasis pada sepakbola. Di Inggris, perkembangan ini telah terjadi."
“Kami ingin protes struktur harga dan di saat yang sama perubahan di stadion. Kami ingin mengingatkan klub dan asosiasi dari tanggung jawab sosial mereka dan memperingatkan mereka dampak, yang akan kita rasakan semua, baik sebagai fans dan ofisial klub."
“Kami menyatakan dukungan untuk kampanye seperti ‘20’s Plenty’ dari Inggris dan ‘Kein Zwanni’ di Jerman. Terutama karena perkembangan sepakbola Inggris harus menjadi contoh serius."
“Lima menit pertama pertandingan di London akan menjadi contoh masa depan sepakbola jika kegilaan ini terus terjadi. Kursi kosong dan tidak ada nyanyian atau emosi dari penonton. Di 85 menit berikutnya kami ingin menunjukkan alternatif dan menunjukkan betapa pentingnya budaya fan untuk sepakbola.”