Graham Potter Ceritakan Pengalaman Buruknya di Chelsea

Berita Sepak Bola: Graham Potter membagikan pengalaman singkatnya menjadi manajer Chelsea di mana ia dipercat hanya beberapa bulan setelah menempati posisinya.

Graham Potter sempat menangani Chelsea, namun kariernya di klub London tersebut berakhir lebih cepat dari yang diharapkan setelah gagal mengangkat performa tim. Menggantikan Thomas Tuchel, Potter datang dengan reputasi bagus setelah sukses mengubah Brighton & Hove Albion menjadi tim kuda hitam di Premier League.

Namun, di Stamford Bridge, keajaiban Potter tak berlanjut. Dalam 31 pertandingan yang ia pimpin, tim yang ia latih hanya meraih 12 kemenangan, 8 hasil imbang, dan 11 kekalahan, membuat mereka terpuruk di papan tengah klasemen Liga Inggris. Potter mengakui bahwa dirinya sempat keliru dalam berekspektasi, mengira akan diberi waktu lebih lama untuk memperbaiki situasi di Stamford Bridge karena pada kenyataannya tidak demikian.

"Kesalahan yang saya buat adalah berpikir bahwa kepemilikan baru berarti ada peluang perubahan budaya. Tetapi sebenarnya budayanya sudah jauh lebih dalam dari itu," kata Potter seperti dilansir dari Daily Mail.

"Sebelum Piala Dunia, kami hanya kalah dalam tiga pertandingan, melawan Arsenal, Newcastle, dan Brighton, tetapi dunia sepertinya sudah mulai tertutup, sudah mendekati krisis."

"Perspektif terkadang tidak mudah didapat, klub ini terbiasa menang dan mudah untuk berpikir 'jika kami tidak menang, mungkin pelatihnya yang tidak bekerja di level itu, mungkin dia masalahnya'. Saya dapat mengerti mengapa mereka berpikir seperti itu, karena hasilnya tidak seperti yang mereka harapkan," terangnya.

Sejak 17 bulan lalu dipecat oleh the Blues, Potter memutuskan untuk tidak menerima tawaran pekerjaan di level klub maupun tim nasional. Namun belakangan, ia disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menggantikan peran Erik ten Hag di Manchester United.

Artikel Tag: Graham Potter, Chelsea