Dominic Thiem Ingin Buktikan Bahwa Ia Bukan Sekadar Petenis Clay-Court
Berita Tenis: Bagi petenis yang telah menikmati sebagian besar kesuksesan dalam kariernya di atas clay-court, Dominic Thiem bertekad bahwa ia bisa menjadi pesaing di lapangan manapun.
Setelah awal musim 2019 yang naik turun karena sakit, Thiem berjuang keras demi melenggang ke final turnamen Masters 1000 ketiga dalam kariernya dan pertama di hard-court. Pada hari Sabtu (16/03), Thiem mengalahkan Milos Raonic di semifinal BNP Paribas Open, Indian Wells dengan tiga set, termasuk melesatkan serangkaian backhand winner memukau dan memenangkan 82 persen poin dari servis pertamanya.
“Pada dasarnya, saya bermain dengan benar-benar baik di sepanjang pertandingan. Saya tidak banyak melakukan unforced error dan saya mencatatkan presentase yang baik pada servis pertama saya,” papar Thiem.
Final di Indian Wells musim ini akan menjadi final turnamen ATP ke-19 Thiem, tetapi final keempatnya di hard-court. Pencapaian terbaiknya lebih banyak datang dari turnamen clay-court, termasuk ketika ia menjadi runner up di French Open musim lalu (kalah dari Rafael Nadal) dan memenangkan 8 dari 11 gelarnya di turnamen clay-court.
Thiem juga termasuk salah satu dari tiga petenis yang bisa memetik kemenangan atas Nadal di clay-court, setelah Novak Djokovic dan Gaston Gaudio.
“Satu hal yang tidak akan pernah berubah, clay-court adalah rumah saya. Itu lapangan favorit saya. Saya tumbuh di atasnya. Saya merasa luar biasa kapanpun saya kembali beraksi di atasnya,” tutur Thiem.
“Tetapi itu tidak berarti saya tidak cukup baik di lapangan yang berbeda.”
Untuk membuktikan bahwa ia petenis yang handal di lapangan manapun, Thiem menerima gagasan bahwa lapangan di Indian Wells mengingatkannya ketika bermain di clay-court.
“Lapangan di sini dan lapangan di New York (US Open) contohnya, cocok dengan saya, karena lambungannya, terutama ketika siang hari. Tidak terlalu cepat, jadi sedikit lebih mirip dengan clay-court. Penyesuaian terbesar adalah dalam hal bergerak, bahwa saya tidak bisa meluncur seperti di clay-court,” lanjut Thiem.
Berdiri di antara dirinya dan gelar turnamen Masters 1000 pertama dalam kariernya adalah Roger Federer yang telah lima kali jadi juara di Indian Wells. Federer melaju ke final setelah lawannya di semifinal, Rafael Nadal mundur karena cedera lutut.
“Ada sesuatu yang selalu terasa istimewa ketika bertanding melawannya, apalagi di final turnamen Masters 1000. Saya tahu pertandingannya akan berlangsung sengit, tetapi di waktu yang sama, saya akan mengerahkan semua yang saya miliki dengan harapan memenangkan gelar pertama saya (turnamen Masters 1000),” imbuh Thiem.
Artikel Tag: Tenis, BNP Paribas Open, Dominic Thiem, Roger Federer