Kanal

Dominasi China di Tunggal Putri Mulai Menurun

Penulis: Yusuf Efendi
11 Des 2017, 05:30 WIB

He Bingjiao/[Foto:BWF]

Berita Badminton: Ketika Chen Yufei kandas di babak perempat final Hong Kong Open Super Series 2017 bulan lalu, menandai bahwa kali pertama tunggal putri China tak mampu untuk meraih satupun gelar di turnamen super series dalam satu musim.

Dalam 12 turnamen super series musim ini, tak satupun para pemain tunggal putri China yang mampu menggondol gelar juara setelah semua gelar diraih oleh para pemain non China seperti Tai Tzu Ying, Pv Sindhu, Carolina Marin dan juga Akane Yamaguchi.

Rincian raihan 12 gelar juara direbut oleh tai Tzu Ying yang mengoleksi lima gelar super series, disusul PV Sindhu dari India yang meraih dua gelar juara, serta lima gelar lainnya dibagi rata oleh lima pemain berbeda yakni Sayaka Sato, Nozomi Okuhara dan Akane Yamaguchi asal Jepang, pemain Spanyol Carolina Marin, serta Ratchanok Intanon asal Thailand.

Yang membuat statistik China begitu luar biasa adalah fakta bahwa China adalah negara yang mempunyai tradisi yang sangat kuat di sektor tunggal putri dengan cukup lama.

Pada tahun 2010 lalu, terlepas dari kehadiran pemain papan atas seperti Saina Nehwal dari India, Tine Baun dari Denmark, Juliane Schenk dari Jerman dan juga Sung Ji Hyun dari Korea, China sukses memenangkan delapan gelar super series (tidak termasuk Super Series Finals).

Setahun kemudian pada tahun 2011, mereka kembali mendominasi lebih baik lagi, yakni dengan memenangkan 11 gelar super series. Satu-satunya gelar yang lepas dari genggaman adalah saat Porntip Buranaprasertsuk asal Thailand meraih gelar di India Open 2011.

Raihan China terus berlanjut hingga tahun 2012, dengan Li Xuerui mencapai puncak di awal karirnya yang membantu China memenangkan tujuh gelar super series pada tahun itu dan jumlah yang sama pada tahun 2013.

China terus mendominasi, bahkan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dari para pemain seperti Saina Nehwal, Ratchanok Intanon Thailand, Tai Tzu Ying dari Taiwan, Akane Yamaguchi dari Jepang dan Carolina Marin dari Spanyol. Para pemain Tirai Bambu mampu mendominasi musim 2014 dengan raihan sembilan gelar juara super series.

Barulah pada tahun 2015 kedigdayaan China berbalik, dengan Marin, Nozomi Okuhara, Yamaguchi, Tai Tzu Ying, Pusarla V Sindhu dan beberapa pemain lain mampu mencuri panggung dari para pemain China, di mana perubahan ini sangat mencolok saat China hanya memenangkan tiga gelar super series pada tahun 2015.

Dan pada tahun 2016, China semakin terpuruk dengan hanya mampu mengirim wakilnya menjadi juara sebanyak dua kali atas pemain terbaiknya He Bingjiao yang meraih gelar di Japan Open dan French Open 2016. Dan kemudian puncaknya, saat tunggal putri China tak sanggup melewati musim 2017 ini dengan raihan gelar juara satupun.

Namun mereka masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki reputasi China di sektor tunggal putri saat wakil mereka He Bingjiao dan juga Chen Yufei akan tampil di turnamen pamungkas Super Series Finals Dubai 2017 pada 13-17 Desember mendatang.

Mampukah tunggal putri China menyelamatkan nama besar China! Kita tunggu saja.

Artikel Tag: He Bingjiao, Chen Yufei, Super Series Finals Dubai 2017

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru