Cerita Kento Momota Terjebak di Indonesia Saat Gempa & Tsunami Hebat Tohoku
Berita Badminton : Pebulutangkis tunggal putra peringkat 1 dunia, Kento Momota adalah siswa tahun pertama di Sekolah Menengah Tomioka di Prefektur Fukushima 10 tahun lalu, salah satu daerah yang paling parah terkena bencana gempa bumi yang berkekuatan 9,0 SR yang melanda pantai pasifik di wilayah Tohoku Jepang hingga memicu Tsunami yang menghanyutkan lebih dari 15.500 jiwa.
Sekolah Kento Momota kala itu hanya berjarak sekitar 10 Km dari pembangkit tenaga nuklir Fukushima Daiichi. Untung saja, Momota yang saat itu berusia 16 tahun sedang berada di Indonesia untuk mengikuti turnamen junior.
Juara dunia dua musim terakhir itu mengaku merasa terkejut dan sangat sedih ketika melihat berita, gambar kota dan desa yang hancur melalui televisi di Indonesia.
"Saya bertanya pada diri saya sendiri apakah saya bisa kembali ke Jepang atau saya akan terjebak di Indonesia," kata pemain berusia 26 tahun itu.
Seorang pelatih lokal meminta saya untuk menelpon rekan satu tim saya di Jepang dengan cepat, tetapi saya tidak dapat menghubungi saluran telepon sampai malam berakhir. Saya merasa takut dan tidak berdaya pada saat itu," ungkapnya.
Kento Momota berhasil terbang pulang beberapa hari kemudian, tetapi dia harus dipindahkan kerumah orang tuanya di Prefektur Kagawa, sementara tim bulutangkisnya harus memindahkan fasilitas latihan mereka ke Inawashiro.
Juara Malaysia Masters 2020 itu mengatakan bahwa Ia kembali ke Fukushima beberapa hari setelah bencana, ketika Ia mengunjungi Sekolah Menengah Tomioka, dia putus asa melihat sekolahnya dihancurkan oleh bencana.
"Saya dapat terhubung dengan 15 dari 23 rekan setim saya setelah kejadian itu, tetapi delapan dari mereka terpaksa harus sekolah ditempat lain," tambah Momota.
Ketika ditanya apa yang akan menjadi momen paling berkesan 10 tahun selam gempa dahsyat itu, Kento Momota mengatakan kepada media Jepang bahwa Ia memiliki reaksi emosional yang kuat atas kejadian tersebut.
"Saat gempa melanda, tiba-tiba saya merasa kuat ditinggal sendirian di Indonesia. Sulit untuk melupakan perasaan itu. Setelah kecelakaan maut pada Januari tahun lalu, saya kembali berlatih di SMA Tomioka, yang benar- benar memberi saya banyak energi positif," imbuhnya.
Artikel Tag: kento momota, Tsunami, jepang, fukushima, Tomioka, Tohoku