Huni memulai karier profesionalnya sebagai punggawa Fnatic di LCS Uni Eropa saat itu. Hanya dalam tahun pertamanya, ia membantu Fnatic mencapai Worlds dengan melaju sampai semifinal sebelum tersingkir. Meski tidak lama di sana, sang top laner membuat dampak langsung di kancah dan membuktikan dirinya sebagai pemain yang aksinya dinantikan oleh penggemar League kala melanjutkan kariernya.
Pasca sebentar menjajal LCK bersama SK Telecom T1, menandai debut pemain berusia 24 tahun tersebut di final Worlds untuk kali pertama, dia kembali ke LCS tempatnya bermain setahun sebelumnya dan tempatnya bermain sejak itu. Sejak kembali ke LCS, dia telah mempertahankan statusnya sebagai salah satu top laner paling menonjol di wilayah ini, terutama di antara tim-tim papan tengah klasemen.
Selama memperkuat TSM dalam dua tahun terakhir, Huni sudah merasakan suka dan duka bersama rekan satu timnya. Adanya cedera pergelangan tangan ini mempersingkat waktunya sebagai pemain tim, dan belum diketahui bagaimana TSM akan mengatasi kekosongan di sektor top lane utamanya.
Mengutip Dot Esports, belum jelas juga langkah berikutnya untuk Huni, namun apapun keputusan yang akan diambil, dia akan dikenang sebab memiliki pengaruh yang bertahan lama di League profesional secara internasional, segudang penghargaannya, serta membantu mengubah lanskap top laner di LCS.
Artikel Tag: Huni, TSM, LCS, LCK, SK Telecom T1