Berita Tenis: Rivalitas Terbaik 2016, Andy Murray vs. Milos Raonic
Ligaolahraga - Berita Tenis: Kedua petenis telah melewatkan musim yang memukau di turnamen ATP tahun ini dan meraih peringkat di lima besar. Di akhir tahun ini, Andy Murray memimpin di peringkat 1 dan Milos Raonic berakhir di peringkat 3 setelah penampilannya di semifinal ATP Finals.
Raonic hampir saja lolos ke babak final turnamen akhir tahun tersebut, tetapi kemenangan Murray menghentikannya dalam salah satu pertandingan terbaik tahun ini, yang berlangsung selama 3 jam 38 menit. Dengan karier keduanya banyak mengalami perubahan tahun ini, tidaklah mengejutkan mereka berhadapan di banyak pertandingan sengit di sepanjang musim ini.
Persaingan di antara keduanya pada tahun 2016 meliputi pertemuan di hard-court, clay-court, dan grass-court serta dalam beberapa Grand Slam dan turnamen ATP Masters 1000. Di atas kertas, pertemuan di antara keduanya lebih didominasi Murray setelah Murray memenangkan keenam pertemuan mereka di tahun ini, tetapi drama dan intensitas dari tiap pertemuan membuatnya menjadi sebuah persaingan terbaik tahun ini.
Semuanya dimulai pada bulan Januari, ketika Murray dan Raonic berduel di semifinal Australian Open. Murray memenangkan semifinal yang berlangsung dengan lima set dalam waktu 4 jam dengan hasil akhir 4-6, 7-5, 6-7, 6-4, 6-2. Dalam pertandingan tersebut, Raonic sedikit terhambat dengan cedera yang dialaminya.
Setelah Murray memenangkan satu-satunya pertemuan mereka di clay-court, yakni perempat final di Monte Carlo Masters dengan 6-2, 6-0, persaingan mereka berganti ke grass-court. Gaya permainan mereka yang kontras diperlihatkan di final Aegon Championships, Queen’s Club dan final Wimbledon.
Murray didukung oleh penonton tuan rumah, tetapi Raonic didukung oleh servisnya yang bertenaga yang membuatnya lolos ke final Grand Slam pertamanya. Di kedua final tersebut, Murray memenangkannya dengan tiga set.
“Milos melewatkan beberapa pekan yang luar biasa di grass-court dan beberapa kemenangan yang mengagumkan,” ungkap Murray setelah memenangkan gelar Wimbledon keduanya. “Pertandingannya melawan Roger Federer di semifinal luar biasa. Ia merupakan salah satu petenis yang paling bekerja keras, selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dan menjadi lebih baik.”
“Semua orang ingin menang. Petenis yang ada di seberang net tentunya ingin merebut apa yang ingin anda dapatkan. Saya telah melakukan sebaik yang saya bisa. Saya telah berusaha mengerahkan semua kemampuan saya, maju ke depan net, dan membuat Andy tertekan. Tetapi Andy bermain dengan lebih baik daripada saya di area baseline, ia lebih efektif di area tersebut,” jelas Raonic.
Murray menambah catatan kemenangannya atas Raonic dengan 6-3, 6-3 di semifinal turnamen ATP Masters 1000, Cincinnati. Sebeluma akhirnya bertemu di semifinal turnamen akhir tahun, ATP Finals di London yang kembali dimenangkan Murray.
“Itu adalah salah satu pertandingan yang menyulitkan saya di tahun ini. Tidak mudah. Tentunya dengan berlangsung cukup lama, pertandingan tersebut secara mental juga melelahkan,” komentar Murray tentang semifinal ATP Finals tersebut.
“Saya benar-benar berusaha melakukan sebaik yang mungkin bisa saya lakukan, mengerahkan semua yang saya miliki untuk benar-benar memenangkannya,” timpal Raonic.
Artikel Tag: Tenis, australian open, wimbledon, Aegon Championships, ATP Finals, Andy Murray, Milos Raonic