Berita Tenis: Apakabar Yayuk Basuki?
Ligaolahraga - Berita Tenis: WTA Future Stars Clinic sampai di pemberhentian ketiganya untuk musim 2016 pada hari Sabtu (23/7/2016)) di Jakarta setelah akhir pekan yang sukses di Kuala Lumpur dan Bangkok. Seseorang yang membantu di klinik terbaru tersebut adalah seorang petenis wanita Indonesia, Yayuk Basuki.
“Aku selalu mengikuti semua rencana WTA untuk mengembangkan tenis di Indonesia, dan aku berharap ini berhasil,” ungkap mantan pemain peringkat 19 dunia, Yayuk Basuki.
Bekerja sama dengan perwakilan nasional dan para pemain dari akademinya, Basuki menghabiskan satu hari bersama Future Stars di lapangan, dan membagi beberapa kenangannya menjadi atlit profesional.
“Selalu hebat rasanya mampu memberikan sesuatu kepada generasi selanjutnya,” ujarnya di klinik yang dipimpin oleh Melissa Pine, wakil presiden WTA Asia Pasifik dan direktur turnamen dari BNP Paribas WTA Finals Singapore oleh SC Global. “Aku harap aku mampu menginspirasi anak-anak, dan menunjukkan kepada mereka bahwa apa pun memungkinkan selama kau mengerahkan seluruh hati dan pikiranmu terhadap hal tersebut,” tambahnya.
Yayuk Basuki adalah pahlawan Indonesia dengan resume di lapangan yang mengesankan, salah satunya adalah pertandingan perempat final Wimbledon 1997 nomor single dan penampilan perempat final Grand Slam nomor ganda – termasuk semi final di US Open 1993. Dalam 20 tahun sejak mencapai prestasi tersebut, ia tetap satu-satunya pemain Indonesa yang menembus jajaran top 50.
“Mungkin klinik ini bisa menyemangati pada pemain, terutama pemain muda, sehingga mereka termotivasi untuk bisa sampai di peringkat WTA,” jelasnya.
“Karena kami benar-benar membutuhkan beberapa bintang baru dari negara kami. Di zamanku, kami tidak memiliki satu pun, hanya satu di dalam jajaran top 600. Jadi kami benar-benar membutuhkan pemain muda untuk muncul. Aku mengikuti beberapa dari mereka, satu atau dua orang dari mereka melakukan hal dengan baik di ITF Junior Circuit. Jadi kami harap kami memiliki masa depan yang lebih baik untuk pemain wanita di masa yang akan datang," jelas Yayuk.
Yayuk juga menguatarakan pengalamannya jika pada masa yang dia jalani saat itu tidak ada seorang pun berpikir pemain Indonesa bisa melakukan dengan baik sebagai seorang profesional. "Aku telah bermain untuk negaraku, untuk bendera kebanggaanku selama bertahun-tahun – untuk Fed Cup, Asian Games, atau Olimpiade. Aku berpikir, aku tidak ingin hanya bermain untuk negaraku. Aku ingin menjadi pemain pro. Dalam enam bulan melakukan hal tersebut, aku berada di top 50. Aku tetap di sana sampai aku mencapai peringkat tertinggiku di top 20,” papar nya lagi.
Hasrat Yayuk Untuk Tenis Indonesia Masih Membara
Setelah memenangkan enam gelar WTA Basuki berhasrat untuk memberikan nasihat kepada generasi bintang Indonesia selanjutnya. Ia menjadi mentor Angelique Widjaja, yang mengalahkan Dinara Safina untuk memenangkan gelar pertama dari dua Grand Slam junior di tahun 2001.
“Aku sangat menunggu lebih banyak pemain akan mengikuti jejakku dan apa yang telah aku lakukan,” ujar Basuki. Kembali ke Indonesia setelah melatih di Hongkong, Basuki memberanikan diri masuk ke bidang politik tahun 2013; dalam setahun ia menjadi anggota parlemen di bidang olahraga dan pendidikan.
Menurut Yayuk, pemerintah tidak memberi cukup perhatian pada olahraga. Apa yang perlu mereka lakukan adalah lebih berusaha, memberi anggaran lebih untuk olahraga Indonesia. Yayuk mengaku telah berusaha bekerja untuk National Olympic Association di mana ia menjadi wakil presidennya.
Dia juga berusaha membantu sebagai penasihat di kementrian Indonesia. Tetapi belum ada yang berhasil, jadi satu-satunya hal untuk saat ini adalah masuk ke dalam sistem dengan menjadi wakil rakyat.
“Aku telah mendedikasikan diriku selama 26 tahun untuk tenis Indonesia, sebagai pemain, sebagai kapten Fed Cup, dan sebagai pelatih juga. Jadi, apa yang aku tunggu adalah beberapa pemain baru yang benar-benar memiliki tujuan dan mimpi. Sejujurnya, aku belum menemukannya. Jadi aku harap di klinik ini, aku bisa melihat beberapa pemain muda yang mungkin memiliki masa depan yang lebih cerah,” Yayuk Basuki berharap.
Artikel Tag: Tenis, wimbledon, US Open, Fed Cup, olimpiade, Yayuk Basuki, Angelique Widjaja