Berita Sepak Bola: Chinese Super League, Tempat Para Pesepak Bola Brazil Mengejar Uang
Ligaolahraga - Berita Sepak Bola: Brazil telah lama terbiasa kehilangan bakat-bakat terbaiknya ke berbagai liga besar di Eropa. Tetapi sekarang, beberapa klub Brazil menjual para pemain terbaik mereka kepada klub-klub kaya di Chinese Super League.
Pada November 2015, Corinthians memenangkan Liga Brasil. Pada Januari 2016, empat pemain dari tim yang memenangkan gelar tersebut berada di China, salah satunya Jadson, menanda tangani kontrak bersama tim kasta kedua.
Kedatangan pemain-pemain asal Brazil tersebut telah membantu Chinese Super League menjadi salah satu liga yang paling banyak dibicarakan di dunia. Di pertandingan liga Anda akan melihat para pemain bintang asal Brazil seperti Alex Teixeira, Ramires, Renato Augusto, Diego Tardelli, Gil, Hulk, Ricardo Goulart, Paulinho, dan banyak lagi. Pemain Amerika Selatan lainnya termasuk Jackson Martinez, Ezequiel Lavezzi, dan Fredy Guarin. Mereka semua sangat jauh dari rumah mereka sendiri, tetapi mendapatkan pendapatan yang cukup tinggi. Contohnya Lavezzi. Ia mendapatkan 400.000 Poundsterling dalam satu minggu bersama Hebei China Fortune, membuatnya berada di antara para pemain dengan bayaran terbesar di dunia.
Sementara masuknya bakat-bakat ini mampu menolong persepakbolaan Cina, tidak terhindarkan bahwa ada beberapa kekhawatiran mengenai bagaimana jadinya bagi Amerika Selatan ketika datang waktunya untuk tim nasional mereka. Sesuatu hal yang biasa jika para pemain bermain di Spanyol dan Italia. Beda cerita jika pemainnya bermain di Cina.
Pada bulan Februari, mantan pemain internasional Brazil, Edu mengatakan bahwa kehilangan pemain ke Cina membuat frustasi. Mantan bintang Arsenal tersebut menambahkan bahwa ia berpikir para pemain tersebut hanya mengejar uang dan membahayakan kesempatan mereka bermain untuk Brazil.
Dunga, pelatih kepala Brazil untuk Copa America Centenario, telah mendiskusikan kekhawatiran tersebut. “Aku akan berbicara kepada para pemain yang pergi dan bermain di liga yang tidak dipertimbangkan sebagai tingkat pertama. Mereka akan membutuhkan perhatian yang lebih besar terhadap diri mereka sendiri secara fisik, dengan latihan tambahan, yang bisa menjadi sulit. Dan juga mereka mungkin datang satu atau dua hari sebelum yang lainnya karena waktu dan panjangnya perjalanan mereka,” ungkap Dunga.
Selama Copa America, Dunga memilih Renato Augusto, yang secara konsisten tidak mengesankan bersama Beijing Guoan, dan Gil yang bersama Shandong Luneng harus berjuang menghindari degradasi. Juara dunia lima kali tersebut tereleminasi dari turnamen dari sesi grup. Akibatnya, Dunga pun dengan cepat langsung dipecat.
Artikel Tag: Sepak Bola, Chinese Super League, Jadson, Alex Teixeira, Ramires, Renato Augusto, Diego Tardelli, Gil, Hulk, Ricardo Goulart, Paulinho