Kanal

Berita Liga Inggris: Ranieri ungkap politik hampir membuatnya menyerah sebagai pelatih

Penulis: Rei Darius
08 Mei 2016, 12:39 WIB

Ranieri ungkap titik terendah dalam karirnya

Ligaolahraga - Berita Liga Inggris: Pelatih Leicester City, Claudio Ranieri, mengungkapkan titik terendahnya dalam karir manajerialnya dan merasa hampir menyerah untuk menjadi pelatih pada lebih dari 25 tahun lalu di Liga Italia.

Musim Ranieri boleh saja mengamankan gelar juara Premier League yang luar biasa bersama Leicester City untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub. Namun begitu, taktisi asal Italia mengakui ada saat-saat ia merasa ingin menyerah untuk menjadi pelatih saat masih menukangi klub-klub amatir di Italia, yakni Vigor Lamezia dan Puteolana.

"Pada awal-awal menukangi Puteolana dan Lamezia, saya berada di puncak klasemen tanpa sekalipun dikalahkan, namun ada sesuatu yang aneh dan saya tidak menyukai hal itu. Dan saya berkata: 'selamat tinggal, saya akan pulang.' dan kemudian saya pergi." ucap Ranieri.

"Di musim kedua, kurang lebih sama. Saya menukangi tim kecil (Puteolana) di Serie C yang tak memiliki pemain, jika tidak salah mengingat, saya pernah memainkan laga dengan hanya 10 orang pemain, bukan 11."

"Namun kemudian, sesuatu yang aneh tiba dan mereka memecat saya. Dan saya berkata: 'Ini bukanlah pekerjaan saya, saya menyukai bermain di lapangan. Saya menyukai sepakbola, namun terlalu banyak politik dan saya bukanlah pria yang bergelut di bidang tersebut. Saya pria yang bersih.' Jadi saya berkata bahwa saya tidak pantas di pekerjaan ini."

"Mereka memecat saya lagi dan dua pelatih lain dan mereka juga mendapatkan pemilik baru. Ia kemudian memanggil kembali saya di akhir musim."

"Mereka sudah terdegradasi saat itu, namun para pemain berkata: 'kami ingin dilatih oleh Claudio lagi.' dan kemudian saya menerima telepon dari Cagliari sebab kami dapat mengalahkan mereka yang saat itu merupakan tim besar untuk kompetisi Serie C, dan mulai dari itu segalanya lebih mudah."

Ranieri tiba di Leicester pada awal musim ini dengan catatan mengecewakan dengan timnas Yunani dimana ia dipecat sebagai pelatih timnas setelah mengalami kekalahan di kandang dari negara kecil seperti Kepulauan Faroe.

Namun pelatih yang kini berusia 64 tahun ini, mengakui bahwa titik terendahnya dalam karirnya adalah saat ia mengambil alih Valencia untuk kedua kalinya pada tahun 2004 silam, tim yang baru saja meraih gelar juara La Liga dan Piala UEFA dibawah asuhan Rafael Benitez.

"Beberapa orang mengatakan bahwa momen terburuk saya adalah bersama timnas Yunani, namun saya tidak menyetujui hal itu. yang terburuk adalah saat menukangi Valencia yang kedua kalinya." ucap Ranieri.

"Saya mengatakan kepada pemilik dan direktur olahraga: 'Musim ini akan berjalan berat, sebab kali ini kami mencapai sesuatu yang lebih dari mungkin.' Mereka meraih gelar juara di Spanyol, Piala UEFA dengan Benitez dan musim ini akan berjalan dengan sulit."

"Mereka berkata: 'Kami membawa anda kembali kesini sebab semua orang menyukai anda.' dan saya berkata: 'Ya, namun anda dapat membantu saya.' lalu mereka berkata: 'iya Claudio, tenang saja.' dan kemudian mereka memecat saya."

Artikel Tag: Claudio Ranieri, Leicester City, Serie C, Liga Italia, Puteolana, Cagliari, Valencia, Timnas Yunani, Berita Liga Inggris

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru