Berita Basket: UNC Gondol Gelar NCAA ke-6, Tebus Kegagalan Pahit di Final Musim Lalu
Ligaolahraga – Berita Basket: Di final NCAA musim lalu, North Carolina menelan pil pahit, kalah oleh tembakan buzzer-beater pemain Villanova Kris Jenkins. Namun tahun ini, mereka “menebus” kekalahan itu dengan mengalahkan Gonzaga 71-65 pada Senin (3/4) untuk merengkuh gelar NCAA ke-6 mereka.
Tar Heels yang menempati unggulan pertama kembali diperkuat oleh pemain-pemain yang meninggalkan lapangan di Houston setahun lalu dengan hati yang hancur. Tapi di Stadion University of Phoenix, mereka akhirnya bisa menikmati siraman confetti yang beterbangan dari atas stadion.
Mereka mengalahkan Gonzaga, tim unggulan pertama lainnya, yang kali pertama tampil di Final Four. Bulldogs (37-2), mewakili sekolah Jesuit kecil di Spokane, Washington, tak pernah memenangi gelar NCAA dalam cabang olahraga apapun.
Tim basket putra Gonzaga kerap diundang tampil di turnamen NCAA dalam hampir dua dekade. Namun tahun ini – dengan hanya mengantongi sekali kekalahan sebelum duel di final – mereka memiliki tim yang dipandang yang terkuat sampai saat ini.
Para pemain North Carolina sontak bersorak gembira begitu peluit akhir berbunyi
Pertandingannya sendiri terbilang “jelek” karena – seperti kata pelatih North Carolina Roy Williams – kedua tim sama-sama tidak mengekseskusi serangan dengan baik. Plus buruknya penampilan ketiga wasit yang banyak menyemprit pelanggaran yang tak semestinya di paruh kedua.
Toh UNC mengakhir pertandingan jelek dengan cara yang tidak jelek, merangsek 8-0 berkat pertahanan yang apik. Dengan Gonzaga hanya tertinggal tiga poin di sisa 22 detik, tembakan Nigel Williams-Goss di dekat ring diblok oleh center UNC Kennedy Meeks. Umpan cepat kemudian diselesaikan dunk Justin Jackson dan Carolina pun memastikan gelar mereka.
Carolina mendapatkan sumbangan 22 poin dari Joel Berry II, tapi sebagai tim, UNC menembak sangat jelek, yakni 36%. Jackson hanya mampu melesakkan 6 dari 19 tembakan dan 0 dari 9 tembakan tiga poin. Berry menjadi satu-satunya pemain Tar Heels yang memasukkan 3-poin: dia mampu membuat empat.
Joel Berry meluapkan kegembiraan saat mencetak skor di paruh kedua versus Gonzaga
Gonzaga juga sama buruknya, menembak 34%. Center Przemek Karnowski hanya memasukkan satu dari 8 tembakannya, sebagian besar dekat dengan ring. Hal ini semakin diperburuk dengan tak maksimalnya penampilan center setinggi 7 kaki, Zach Collins, yang terhadang ‘foul trouble’ sebelum akhirnya ‘foul out’.
Williams-Goss memimpin perolehan angka Gonzaga dengan 15 poin, tapi dia hanya melesakkan 5 dari 17 tembakan lapangannya.
Tar Heels (33-7) berusaha tidak menjadikan musim ini hanya sebagai musim penebusan kegagalan, meski para pemain punya grup percakapan lewat pesan teks berjudul ‘Redemption’ alias ‘Penebusan.
Mereka berusaha menjalani musim ini dengan fokus yang baru, meski sebagian besar pemain yang berkumpul di rumah Wilimas pada 22 Agustus tahun lalu merupakan pemain yang sama di ruang ganti usai kekalahan menyesakkan di Houston. Willaims sampai kehilangan kata saat berbicara kepada mereka.
Pelatih Roy Williams mendapatkan kehormatan terakhir memotong jaring ring
Sebelumnya, hanya 7 tim lainnya yang bangkit dari kekalahan di final untuk menjadi juara di musim berikutnya. Tapi keberhasilan ini tak dicapai dengan mudah.
Carolina memulai pertandingan dengan cepat, tapi Gonzaga fokus pada transisi pertahanan merea untuk meredam kecepatan Tar Heels. UNC hanha membuat 2 poin dari fast-break di paruh pertama.
Tapi Tar Heels, yang hanya menembak 30,6% di paruh kedua, gagal memasukkan 11 dari 13 tembakan 3-poin pertama mereka, masuk mampu mengakhiri paruh pertama dengan hanya tertinggal tiga angka, 35-32. Setelah itu, kedua tim saling kejar-mengejar secara ketat, sampai akhirnya UNC memastikan kemenangan.
Theo Binson (UNC) mengedunk bola di hadapan para peman Gonzaga di paruh pertama
Tak ayal, pertandingan itu ternoda oleh kepemimpinan wasit yang bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Di tujuh menit terakhir, ketiga wasit menyemprit 21 pelanggaran di paruh kedua saja (39 secara total). Akibatnya, pertandingan pun terhambat dan merusak kesempatan kedua tim untuk membangun momentum.
Situasi ini tak urung menjadi perhatian sejumlah pemain elit NBA yang menonton pertandingan itu. Kata bintang Cleveland Cavaliers LeBron James lewat Twitter, “Duh saya tak tahan lagi menonton ini! Saya ingin anak-anak itu yang menentukan siapa yang memenangi pertandingan!” Lain lagi kata Dwayne Wade dari Chicago Bulls, “Biarkan anak-aak itu yang bermain. Buang peluit-peluit itu.”
Artikel Tag: North Carolina, gonzaga, NCAA, basket