Berita Basket: Ivica Zubac Wujudkan Mimpi Jadi Pemain NBA
Ligaolahraga - Berita Basket: Pengembaraan olahraga basketnya dimulai dari suatu daerah yang jauh dari Amerika, jalan yang berkelok melalui daerah Balkan yang akhirnya mendaratkan Ivica Zubac di Los Angeles dan bergabung bersama Lakers.
Ia tumbuh di kota kecil Citluk dengan sekitar 5000 penduduk. Ia tumbuh dengan tinggi 7’1”. Zubac meninggalkan orang tua dan saudaranya di usia 13 tahun menuju Zagreb, ibukota Kroasia, karena basket memanggilnya.
Perjalanannya hanya bisa dimulai jika ia mengikuti cintanya ke mana pun ia membawanya. Dan itu sekarang adalah bersama Lakers.
“Ya, itu cukup sulit,” ungkap Zubac. “Tetapi aku tahu jika aku ingin membuatnya berhasil, aku harus pergi. Jadi sebenarnya tidak benar0benar sulit untuk bermain karena aku meninggalkan keluarga dan temanku. Aku tahu aku harus pergi,” tambahnya.
Lakers telah menjadi salah satu tim favoritnya dan Kobe Bryant adalah salah satu pemain favoritnya. Tetapi ia tidak pernah bermimpi untuk bermain bersama Lakers.
“Aku benar-benar marah sampai pilihan ke-23 dan aku tidak terpilih, dan agenku mengatakan, jika tidak ada tim mana pun yang memilihku, aku akan pergi bersama Lakers,” ungkap Zubac. “Jadi aku berharap tidak masu di putaran pertama pada draft NBA,” katanya lagi.
Tidak butuh waktu lama bagi para penggemar Lakers untuk terpikat oleh Zubac. Setelah lengan panjangnya memblok tembakan ketika debutnya bersama Lakers melawan New Orleans di liga musim panas, para penggemar meneriakkan “Zu-bac!” berulang-ulang. Terlihat jelas mereka senang dengan apa yang mereka lihat dari pemain berusia 19 tahun tersebut. Ia melakukan dua blok lagi dengan mencetak 11 poin dan 5 rebound.
“Pertahanannya cukup hebat untuk tim kami,” ungkap pelatih Lakers, Luke Walton. “Ia memiliki sentuhan yang bagus. Ia berbakat, bisa menembak dari jarak tengah dan mencetak angka di pos. Untuk seorang anak yang berusia 19 tahun dan tinggal di Amerika sendirian selama berminggu-minggu, ia cukup hebat. Ia telah membuat kejutan,” paparnya.
“Aku mengatakan padanya, bahwa ia mengingatku akan Marc Gasol sedikit,” ujar D’Angelo Russell. “Tetapi, ia benar-benar bagus. Aku pikir orang-orang belum tahu seberapa bagus ia bermain,” jelas Angelo.
Zubac harus menemukan jalannya sendiri sebagai seorang pemain, dan mengakui bahwa ia membutuhkan kepercayaan pada dirinya sendiri bahwa NBA adalah sebuah kesempatan.
Sepupunya, Zoran Planinic telah bermain tiga musim bersama New Jersey Nets, dan menjadi mentor Zubac. Zubac telah menjadi penggemar pemain center Memphis, Gasol dan pemain center NBA Hall of Fame, Hakeem Olajuwon.
Musim panas lalu, Zubac bermain untuk tim nasional Kroasia dalam ajang Under 19 World Championships di Yunani. Ia rata-rata mencetak 17.6 poin, rata-rata tertinggi ketiga, dan 7.9 rebound.
Tetapi ketika selama kejuaraan Kroasi kalah atas AS dengan 79-71, Zubac mengingat bagaimana ia mendapatkan kepercayaan diri bahwa ia bisa bermain di liga NBA.
“Sebelumnya tidak ada seorang pun mengenalku,” ungkap Zubac. “Kami hampir mengalahkan AS. Kami kalah di overtime. Jadi setelah itu, aku tahu. Jika aku terus berusaha keras, aku bisa berhasil mencapai NBA,” ungkap Zubac.
Transisi yang membuat Zubac harus bermain dengan pemain yang lebih senior adalah lebih menantang daripada pemain rookie lainnya. Hal itu akan lebih dari sekadar menjadi lebih kuat dan belajar bagaimana caranya bermain.
Zubac hidup di dunia baru dan bahasa Inggris bukanlah bahasa ibunya. Tetapi ia telah hidup mandiri sejak 15 tahun, dan percaya pengalaman itu akan membuatnya bisa beradaptasi di Los Angeles.
“Aku belajar bagaimana memasak, menyetrika baju,” ungkap Zubac. “Hal itu benar-benar membantuku menjadi lebih dewasa untuk seukuran anak-anak seumuranku. Sekarang tidak seorang pun mengharapkan lebih dariku. Tetapi aku ingin membuktikan kepada mereka bahwa mereka salah dan aku ingin membuktikan bahwa aku bisa membantu,” imbuhnya mengakhiri tanggapan tentang mimpinya menjadi pemain NBA.
Artikel Tag: NBA, basket, LA Lakers, Kobe Bryant, Luke Walton, Ivica Zubac