Berita Badminton: Fighting Spirit Yang Menjadi Pembeda Saat Indonesia Kalah Dari Jepang
LigaOlahraga - Berita Badminton: Indonesia sekali lagi harus menuai kegagalan di turnamen beregu campuran. Terakhir Angga Pratama dan kawan-kawan harus tertunduk lesu setelah dikalahkan tim kuat Jepang, yang notabene adalah runner-up di grup C, sedangkan Indonesia berstatus juara grup B.
Dalam empat kontestan juara grup yang bertanding di babak perempatfinal (17/2), hanya Indonesia saja yang gagal melaju ke semifinal, sedangkan tiga tim lainnya yakni China, Korea Selatan dan juga Thailand, berhasil mulus melaju ke semifinal setelah berhasil mengandaskan lawan-lawannya.
Menurut Manajer Tim Indonesia, Lius Pongoh, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tim Indonesia harus kalah dari Jepang. Yang pertama yakni kurangnya fokus di saat memasuki poin-poin krusial, seperti yang ditunjukan oleh pasangan ganda campuran Indonesia yang turun di partai terakhir, Edi Subaktiar/Annisa Saufika.
“Setelah imbang 2-2, Edi/Annisa memang jadi harapan penentu kemenangan. Sayang ketika unggul 15-9 di game pertama, mereka malah terkunci dan kehilangan banyak poin. Di game kedua, posisi Edi/Annisa sudah tertekan. Sementara lawan permainannya makin berkembang,” kata Lius Pongoh.
Sementara itu, kekalahan lain juga diderita oleh tunggal putra Indonesia, Muhammad Bayu Pangisthu, yang kurangnya daya juang dan kegigihan untuk mengubah permainan, sehingga dikalahkan oleh wakil Jepang Kenta Nishimoto dengan dua game langsung 15-21 dan 16-21.
“Penampilan Bayu masih di luar harapan. Dia harusnya tidak kalah mudah begitu. Dia terlalu ingin cepat-cepat menghabisi lawan. Padahal seharusnya enggak. Untuk ganda putra hasilnya sesuai prediksi kami. Hanna juga bisa bermain bagus,” ujar Lius.
Di sektor ganda putri, Indonesia memang kalah kelas, karena disana ada pasangan peringkat satu dunia, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi yang sudah kenyang pengalaman di banyak turnamen besar.
“Di ganda putri memang masih kalah. Bolanya juga masih kalah dari Jepang. Kalau lihat di atas kertas, ganda campuran bisa mengambil poin. Apalagi Edi kan masih lebih senior dari Yuta. Tapi mereka semua sudah maksimal,” pungkas Lius.
Apapun hasilnya, para punggawa Merah Putih yang mayoritas adalah para pemain muda, sudah berjuang secara maksimal dan memberikan yang terbaik di Asia Mixed Team Championships 2017, tinggal bagaimana mengubah mindset para pemain agar bisa tahan menghadapi tekanan di turnamen besar di laga-laga selanjutnya.
Artikel Tag: Edi Subaktiar, Annisa Saufika, Muhammad Bayu Pangisthu