Begini Cara Tyson Fury Persiapkan Diri Untuk Duel Terbesar dalam Kariernya
Tyson Fury sedang berlatih keras untuk apa yang dianggap sebagai pertarungan terpenting dalam kariernya, sebuah pertandingan ulang melawan Oleksandr Usyk untuk memperebutkan gelar juara dunia kelas berat sejati.
Keduanya pertama kali bertarung pada Mei 2024, dengan Usyk menjatuhkan Fury pada ronde kesembilan, dan hampir membuatnya KO.
Tyson Fury, dengan tinggi badan 6 kaki 9 inci dan berat badan 260 pound, secara fisik adalah pria yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Usyk, yang memiliki tinggi badan 6 kaki 3 ini dan berat badan 233 pound.
Namun, pukulan akurat dari Usyk membuat Fury terguncang, dan 14 pukulan tak terjawab pada ronde ke-9 yang membuat Fury nyaris kalah.
Meskipun demikian, Fury tetap unggul di atas kertas, dan wasit menghentikan aksi saat tali ring mencegah Fury menyentuh kanvas.
Ini merupakan knockdown kedelapan dalam karier Fury, namun satu-satunya yang memiliki konsekuensi serius, karena Fury akhirnya kalah melalui “split decision”.
Bagi Tyson Fury, kekalahan tersebut sangat tidak terduga dan merendahkan.
Ia memiliki karier yang luar biasa, dengan rekor 34-1-1 dan 24 KO, termasuk kembalinya yang luar biasa dari masa absen selama tiga tahun untuk mengalahkan Deontay Wilder dalam pertemuan pertama mereka.
Setelah bertahun-tahun berjuang melawan masalah pribadi seperti kenaikan berat badan, penyalahgunaan zat, dan depresi, Fury melakukan comeback dramatis, dan akhirnya merebut kembali gelar kelas berat yang hilang selama masa rehatnya.
Namun, menghadapi Usyk, petarung Ukraina yang tak terkalahkan dan juara bertahan pound-for-pound, Fury mengakui perlunya penyesuaian besar.
Saat Tyson Fury mempersiapkan diri untuk pertandingan ulang ini, ia mundur dari lingkungannya yang biasa.
Selama 12 pekan terakhir, ia mengasingkan diri di Malta, jauh dari keluarganya, termasuk istrinya, Paris, dan ketujuh anaknya.
Satu-satunya kontak yang ia lakukan adalah dengan ayahnya, John, yang akan berada di sisinya selama pertarungan.
Isolasi ini memang disengaja; Fury terfokus pada tugas yang ada di depan mata dan tidak ingin ada gangguan.
Ia menekankan bahwa kamp ini berbeda dari yang lain karena beratnya laga ini. “Saya memiliki tugas besar,” jelas Fury. “Saya akan tampil serius, dan mereka akan melihat seorang 'Raja Gipsi' yang serius.”
Latihan untuk laga ulang ini sangat intens.
Hari-hari Tyson Fury di Malta terdiri dari dua sesi latihan: satu di pagi hari yang berfokus pada teknik tinju, dan satu lagi di malam hari yang didedikasikan untuk sparring.
Ia melakukan sparring empat kali sepekan dan juga menggabungkan dua sesi latihan kekuatan dan pengkondisian, serta beberapa kali lari di jalanan.
Pola makan Fury dikontrol secara ketat oleh seorang koki sasana, dan ia mengakui bahwa ia tetap berpegang teguh pada pola makan sehat yang terdiri dari sayuran, nasi, dan ayam - tidak ada makanan manis, tidak ada makanan yang memanjakan.
Kondisi sasana Fury sangat kontras dengan pertemuan pertamanya dengan Usyk, dimana sebuah cedera yang tak terduga memaksanya berlatih dengan waktu sparring yang terbatas dan dalam situasi yang menantang.
Ia percaya bahwa jika ia tidak mematikan mentalnya di laga pertama, ia dapat meraih kemenangan. “Jika saya tidak tertangkap, saya akan menang dengan nyaman,” kata Fury, merujuk pada keberhasilannya mendaratkan pukulan kanan dan uppercut.
Untuk mempersiapkan diri menghadapi kemampuan luar biasa dari Usyk, Tyson Fury telah menonton ulang laga pertama mereka ratusan kali. Kesimpulannya: untuk menang, ia hanya perlu mendaratkan lebih banyak pukulan daripada Usyk.
Meskipun banyak yang menyarankan agar Fury lebih menekan dan bertarung di sisi dalam, Fury tidak setuju, dengan menunjukkan fakta bahwa petinju yang lebih besar dan lebih kuat seperti Anthony Joshua dan Daniel Dubois pun tidak dapat mengalahkan Usyk.
Sebaliknya, Fury berencana untuk mengalahkan Usyk dengan jab, gerakan, dan footwork cepatnya.
Terlepas dari pernyataannya sebelumnya tentang keseriusannya, Fury tahu bahwa Usyk adalah talenta yang istimewa.
Gerakan kaki, akurasi, dan kecerdasan di atas ring yang luar biasa dari Usyk telah membuatnya menjadi salah satu petinju elit dalam olahraga ini.
Namun Fury yakin bahwa dengan penyesuaian yang tepat, ia dapat membalikkan hasil pertarungan pertama mereka. Pertaruhannya sangat besar, namun tekad Fury sangat jelas.
Dengan pemusatan latihan terberat yang pernah dijalaninya, ia siap untuk menghadapi Usyk lagi, membuktikan bahwa, seperti biasa, ia bersedia melakukan apapun untuk tetap menjadi petinju kelas berat terbaik di dunia.
Dengan pertarungan yang akan berlangsung pada hari Sabtu (21/12) di Riyadh, semua mata akan tertuju pada Fury.
Meskipun dianggap sebagai underdog, Tyson Fury memiliki sejarah menentang ekspektasi, dan ketangguhannya serta kemenangannya dalam pertarungan ulang di masa lalu menunjukkan bahwa pertarungan ini dapat sekali lagi mendefinisikan kembali warisannya di dunia tinju.
Artikel Tag: Tyson Fury