Balapan Ferrari Pertama Lewis Hamilton: Kemunduran atau Awal Kehebatan?
Lewis Hamilton dan Ferrari memiliki kesempatan untuk belajar dari perjuangan mereka di Australia dan membuat kemajuan. (Foto: F1 Grid)
Debut Lewis Hamilton yang sangat dinanti-nantikan bersama Ferrari disambut ekspektasi tinggi, tetapi balapan pertamanya di Grand Prix Australia 2025 ternyata menjadi balapan yang menantang.
Finis di posisi ke-10, Hamilton menggambarkan balapan tersebut sebagai “kesempatan yang terlewatkan” karena kondisi yang sulit dan kesalahan strategi.
Penampilannya secara alami mengundang perbandingan dengan legenda Ferrari lainnya dan bagaimana nasib mereka dalam debutnya bersama tim.
Kepindahan Lewis Hamilton ke Ferrari merupakan salah satu transfer pembalap terbesar dalam sejarah Formula 1 modern.
Setelah menjalani karier yang sangat sukses bersama Mercedes, di mana ia meraih tujuh gelar juara dunia, transisi ke Ferrari menandai sebuah tantangan baru.
Namun, balapan pertamanya jauh dari kata ideal.
Dengan lintasan yang basah hingga kering dan hujan yang turun di akhir balapan, strategi Ferrari goyah.
Meskipun Hamilton sempat memimpin balapan, tetap menggunakan ban slick lebih lama dari sebagian besar pesaingnya terbukti merugikan, dan ia akhirnya finis di P10.
Meskipun mengalami kesulitan, Lewis Hamilton tetap optimistis untuk meningkatkan performa mobilnya di balapan-balapan berikutnya.
Membandingkan debut Hamilton dengan para legenda Ferrari di masa lalu memberikan wawasan yang menarik.
Salah satu debut Ferrari yang paling ikonik adalah milik Kimi Raikkonen, yang memenangkan balapan pertamanya untuk tim di Grand Prix Australia 2007.
Pembalap asal Finlandia ini menggantikan Michael Schumacher yang sudah pensiun dan langsung memberikan dampak yang besar, dengan meraih gelar juara dunia pada musim tersebut.
Hamilton, yang membalap melawan Raikkonen di musim debutnya sendiri, tidak diragukan lagi berharap untuk mengulangi kesuksesan tersebut.
Pemenang debut Ferrari lainnya adalah Nigel Mansell pada 1989.
Pembalap Inggris, yang dipilih langsung oleh Enzo Ferrari, meraih kemenangan di Grand Prix Brasil dan dengan cepat mendapat julukan “Il Leone” (Sang Singa) karena gaya mengemudinya yang agresif.
Namun, karier Mansell di Ferrari diwarnai dengan masalah keandalan dan drama politik di dalam tim, yang pada akhirnya membuatnya keluar setelah dua musim.
Michael Schumacher, yang bisa dibilang sebagai pembalap terhebat Ferrari, memiliki awal yang lebih terukur.
Bergabung dengan tim pada 1996, Schumacher harus menunggu hingga balapan ketujuhnya untuk mengamankan kemenangan pertamanya, yang terjadi di tengah hujan lebat di Grand Prix Spanyol.
Ferrari berada dalam fase pembangunan kembali pada saat itu, dan butuh beberapa tahun sebelum Schumacher mengubahnya menjadi kekuatan yang tak terbendung, memenangkan lima gelar berturut-turut dari tahun 2000 hingga 2004.
Jika Lewis Hamilton mengikuti lintasan yang sama, kesabaran mungkin akan menjadi kunci kesuksesannya bersama Ferrari.
Debut Fernando Alonso bersama Ferrari pada 2010 juga merupakan penampilan yang kuat.
Juara dunia dua kali ini memenangkan balapan pertamanya untuk tim di Grand Prix Bahrain, dan langsung menempatkan dirinya dalam perebutan gelar juara.
Sementara Alonso nyaris memenangkan gelar juara di tahun 2010 dan 2012, kesalahan strategi dan kebangkitan tim Red Bull membuatnya gagal meraih kesuksesan.
Hamilton akan berusaha keras untuk menghindari nasib yang sama dan mendorong Ferrari kembali ke puncak.
Melihat lebih jauh ke belakang, Juan Manuel Fangio dan Luigi Musso berbagi kemenangan dengan Ferrari pada 1956, berkat peraturan pertukaran mobil pada era tersebut.
Mario Andretti juga memenangkan debutnya bersama Ferrari pada 1971, yang mengawali karier F1-nya yang sukses dan membuatnya menjadi juara dunia pada 1978.
Pertanyaannya adalah apakah Hamilton dapat bergabung dengan daftar pemenang debut Ferrari ini.
Balapan pertamanya mungkin tidak berjalan sesuai rencana, tetapi sejarah menunjukkan bahwa tidak semua karier Ferrari yang hebat dimulai dengan kemenangan langsung.
Sementara Raikkonen, Mansell, dan Alonso menikmati debut yang luar biasa, Schumacher harus menunggu saat yang tepat.
Masa depan Lewis Hamilton bersama Ferrari bergantung pada seberapa cepat ia dan tim dapat beradaptasi dengan kemitraan baru mereka dan menantang tim Red Bull yang dominan.
Dengan balapan berikutnya di Shanghai, Hamilton dan Ferrari memiliki kesempatan untuk belajar dari perjuangan mereka di Australia dan membuat kemajuan.
Para tifosi, yang selalu bersemangat dengan tim kesayangan mereka, akan menyaksikan dengan seksama, berharap superstar terbaru mereka dapat memberikan gelar juara pertama bagi Ferrari sejak 2007.
Apakah masa kerja Lewis Hamilton di Ferrari akan menjadi legenda atau hanya sebuah catatan kecil dalam sejarah tim, hanya waktu yang akan menjawabnya.
Artikel Tag: Lewis Hamilton