Babak Baru Perseturuan Federasi Badminton Korea Setelah Kegagalan Dua Musim Terakhir
Berita Badminton : Pada 6 November 2018 lalu, Federasi Badminton Korea Selatan (BKA) memasang pengumuman di situs resminya dengan mencari tujuh pelatih tunggal maupun ganda. Dan anehnya, ketujuh pelatih itu dipecat hanya lewat pesan singkat dua hari kemudian yang menjadikan babak baru perseturuan di federasi bulutangkis Negeri Gingseng itu.
Mantan pelatih kepala tim nasional Korea, Kang Kyung Jin pada Selasa (21/11) lalu mengatakan bahwa petinggi federasi telah ikut campur dalam pengambilan keputusan para pemain yang akan dibawa ke Jakarta untuk kejuaraan Asian Games 2018.
Setelah kegagalan di Asian Games, mereka justru menyalahkan para pelatih tim nasional atas hasil buruk di mana mereka harus pulang tanpa satupun medali untuk pertama kalinya dalam 40 tahun.
Kang Kyung Jin dan para pelatih lain menyadari bahwa tak cukup hanya mengandalkan para pemain muda di kejuaraan sekelas Asian Games. Maka dari itu para pelatih ingin memanggil pemain yang lebih berpengalaman seperti Lee Hyun II dan juga Lee Yong Dae, namun gagasan itu ditolak oleh para petinggi BKA dan ingin lebih banyak memberikan kesempatan kepada para pemain muda untuk tujuan turnamen yang lebih besar di Olimpiade Tokyo 2020.
Pada akhirnya, daftar para pemain diubah oleh para petinggi BKA, di mana enam dari 20 pemain yang sudah terdaftar, diganti oleh mereka.
Lebih lanjut Kang mengatakan bahwa para pelatih berada di bawah tekanan saat tampil di Asian Games dengan para pemain muda. Meskipun niat BKA baik, namun kenyataan hasilnya sangat buruk bagi tim nasional di mana mereka kalah 0-3 dari Jepang di babak perempat final beregu putra, sementara tim beregu putri kalah 1-3 dari tuan rumah Indonesia di babak perempat final.
Di turnamen individual, Son Wan Ho yang menjadi satu-satunya pemain yang tersisa, kandas di babak perempat final saat kalah dari tunggal putra asal Jepang, Kenta Nishimoto dengan dua game 17-21 dan 11-21.
Lebih lanjut Kang mengungkapkan bahwa, meskipun hanya enam pemain Korea yang tampil di Kejuaraan Dunia di Nanjing China, namun justru ada total delapan petinggi BKA yang pergi kesana mengikuti para pemain. Jika para pelatih dan pemain terbang ke China menggunakan kelas ekonomi, justru para petinggi BKA terbang menggunakan kelas bisnis.
Segalanya menjadi lebih konyol setelah perempat final Piala Sudirman 2017, ketika lima petinggi BKA naik kelas bisnis yang harganya lebih dari USD 22.000 atau berkisar 33 juta rupiah untuk kembali ke Korea setelah mereka yakin tim nasional tak mempunyai peluang untuk menjadi juara turnamen bergengsi beregu campuran itu.
Setelah para petinggi BKA pulang, pendanaan dari BKA tidak cukup untuk mendukung kebutuhan para pemain hingga turnamen selesai yang membuat Kang harus merogoh uang pribadinya.
Dan hebatnya, tim nasional Korea sukses menjadi juara dengan mengalahkan China di final dengan skor akhir 3-1 dan mencegah China untuk meraih gelar ketujuh secara beruntun.
Ironisnya, tak ada satupun para petinggi BKA yang menyaksikan laga final di Gold Coast ketika para pemain memenangkan gelar Piala Sudirman 2017. Jadi, apakah perseturuan di tubuh BKA masih akan terus berlanjut? Kita tunggu saja.
Artikel Tag: Kang Kyung Jin, lee yong dae, Lee Hyun II, BKA, Perseturuan Federasi Badminton Korea