Andrea Agnelli Sebut European Super League Bisa Saingi Game Esports
Berita Esports : Andrea Agnelli, salah satu penggagas European Super League, yang kini gagal, membuat pembelaan untuk proyek tersebut. Sang bos Juventus, mengklaim kompetisi sepakbola terbaru itu mampu bersaing dengan game esports, untuk menarik minat generasi muda.
Dilansir Dexerto, Liga Super Eropa pertama kali diumumkan pada hari Minggu, 18 April 2021, tetapi hanya selang dua hari, tepatnya Selasa 20 April, rencana tersebut telah ditunda.
Selain itu, proyek di mana 12 klub top Eropa dijamin mendapat tempat permanen dalam kompetisi tersebut tanpa terdegradasi, telah mendapat kecaman dari komunitas sepakbola Eropa.
Meski begitu, para penggagas European Super League yakni presiden Real Madrid Florentino Perez dan presiden Juventus Andrea Agnelli, kukuh bahwa turnamen itu merupakan langkah penting untuk masa depan sepakbola.
Berbicara kepada surat kabar Italia Correiro dello Sport, Agnelli mengungkapkan salah satu ancaman terhadap popularitas 'si kulit bundar' adalah kian berkurangnya minat dari kalangan muda, yang lebih tertarik bermain game esports seperti Fortnite atau Call of Duty.
"Yang lebih muda menginginkan acara besar dan tidak terikat dengan unsur parokialisme. Generasi saya lebih dari itu," ungkap Agnelli dilansir Dexerto.
Pria 45 tahun itu menambahkan, sebanyak 40 persen orang berusia 15-24 tahun tidak tertarik pada sepakbola, sehingga ia merasa harus ada kompetisi yang mampu mengembalikan perhatian penggemar.
"Kami membutuhkan kompetisi yang mampu bersaing dengan apa yang mereka (game) hasilkan di platform digital, mengubah virtual menjadi nyata. Melalui FIFA, Anda membuat kompetisi Anda sendiri, dan kompetisi itu harus dibawa kembali ke dunia nyata," tutur Andrea Agnelli.
"Mari kita tinggalkan efek kompetisi dari berbagai Fortnite, Call of Duty, dll. Hasutan yang merebut perhatian anak-anak hari ini, dan dapat membuat mereka menjadi orang yang suka berbelanja di masa depan," tutupnya.
Tentu, Super League percaya bahwa demi kesuksesan jangka panjang sepakbola, penting untuk mendapatkan minat dari kalangan muda, yang lebih tertarik ke dunia game.
Florentino Perez, aktor utama proyek tersebut, dalam sebuah wawancara bahkan berujar mereka mungkin harus pembuat pertandingan sepakbola kurang dari 90 menit, andai gagal menarik minat generasi muda.
Tetapi, penggemar baik yang berusia tua dan muda, di Inggris, menentang rencana tersebut dengan memprotes di luar stadion dari enam klub Inggris yang direncanakan berpartisipasi: Manchester United, Manchester City, Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan Tottenham.
Para 'big six' Premier League itu pun memutuskan mundur, juga meminta maaf kepada para pendukungnya, dan rencana European Super League pun ditunda.
Artikel Tag: Andrea Agnelli, European Super League, Esports