Analisa: Wah! Sering Menyundul Bola Bisa Sebabkan Kerusakan Otak
Berita Ragam Sepakbola: Para ahli memperingatkan bahwa benturan berulang pada kepala seperti ketika menyundul bola bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menjadi penyebab atau memperburuk demensia (berkurangnya fungsi otak). Tiga dari sembilan anggota Timnas Inggris juara Piala Dunia 1966 yang masih hidup kini menderita Alzheimer.
Beberapa waktu lalu, salah satu putra dari pemain ini, Nobby Stiles, mengkiritk FA karena tak melakukan penyelidikan yang layak untuk mengetahui hubungan olahraga dan penyakit otak degeneratif.
Mantan kapten Timnas Inggris, Alan Shearer, juga mengaku khawatir mengalami gejala awal demensia karena semasa masih aktif sebagai pemain dia sering menyundul. Sehari rata-rata dia melakukan 100 sundulan untuk mempertajam kemampuannya menjebol gawang lawan dengan kepalanya. Kini dia mengaku memiliki daya ingatnya yang buruk.
Pemain Jerman Wolfgang Weber dan Martin Peters dari Inggris berupaya menyundul bola di final Piala Dunia 1966.
Sebuah studi terhadap 14 mantan pesepakbola menemukan fakta bahwa empat di antar mereka mengalami kondisi yang dikenal sebagai penyebab demensia yakni chronic traumatic encephalopathy (CTE). Sementara enam lainnya menderita Alzheimer. Temuan ini diungkapkan para peneliti dari University College London dalam jurnal Acta Neuropathologica.
Studi yang dilakukan tim dari University of Stirling yang dipublikasikan tahun lalu juga menemukan perubahan signifikan fungsi ingatan jangka pendek akibat berlatih menyundul bola secara rutin.
Benturan berulang saat menyundul, yang digambarkan seperti sebuah pukulan, atau bertabrakan dengan pemain lain bisa menjadi penyebabnya.
Peman Inggris Nobby Stiles (kanan) dan Eusebio dari Portugal berupaya menyundul bola di semifinal Piala Dunia 1966.
Beberapa atlet olahraga lain juga sangat rentan mengalami hal serupa seperti tinju atau rugbi dan baru-baru ini para ilmuwan juga menemukannya dalam olahraga American Football.
Studi yang lebih besar tentang cedera otak para pemain American Football menemukan bahwa 99 persen mantan atlet olahraga ini mengalami CTE. Itu didapat dari pemeriksaan otak pasca-kematian para eks pemain NFL itu.
Para peneliti di Universitas Boston menjadi penggagas utama proyek untuk menemukan hubungan langsung antara benturan di lapangan dengan demensia.
Pemelitian dilakukan menyusul pemberitahuan bahwa mantan bintang klub NFL, New England Patriots Aaron Hernandez mengidap CTE saat dia bunuh diri April lalu dalam usia 27 tahun ketika menjalani hukuman karena membunuh.
Meski peringatan berulang kali didengungkan para ilmuwan soal hubungan olahraga dan demensia, namun para pejabat berwenang menolak mengakui tentang hal ini.
Rugbi.
Baroness Elaine Murphy, mantan Profesor Psikiatri di Rumah Sakit Guy, mengklaim dirinya sudah menyurati FA tahun 1995 tentang risiko bahaya yang bisa dialami pesepakbola.
Keprihatinannya ini dipicu oleh kematian mantan pemain Tottenham Hotspur, Danny Blanchflower, tahun 1993 akibat Alzheimer.
Namun menurutnya, badan sepakbola Inggris itu tak mau berpikir panjang dan membantah kemungkinan hubungan sepakbola dengan kerusakan otak.
Yayasan Jeff Astle Foundation, yang didirikan atas keprihatinan soal ceedra otak dalam olahraga telah meminta dilakukannya penyelidikan soal ini.
September lalu, penyerang Irlandia Kevin Doyle mengumumkan pensiun sebagai pensiun setelah mengalami masalah yang diduga berasal dari benturan di kepala. Pemain yang pernah 64 kali membela Irlandia ini mengaami beberapa kali benturan di kepala dan mengaku sakit kepala hebat setelah menyundul bola.
Pemain berusia 34 tahun ini memutuskan berhenti segera setelah mendapat saran dokter. Ini dilakukan untuk menghindari cedera otaknya menjadi permanen.
Artikel Tag: Alzheimer, Demensia, Kerusakan Otak, Sepakbola, Piala Dunia 1966, Alan Shearer, CTE