Kanal

Alasan Mengapa Kasus Iga Swiatek Dan Simona Halep Tak Dapat Dibandingkan

Penulis: Dian Megane
24 Des 2024, 19:44 WIB

Iga Swiatek di World Tennis League 2024 [image: EPA/ALI HAIDER /PAP]

Berita Tenis: Banyak hal yang telah dikatakan tentang perlakuan istimewa terhadap Iga Swiatek dan Jannik Sinner, sesuatu yang dibantah keras oleh direktur ITIA dengan alasan yang aneh.

Kontroversi luar biasa mencuat selama musim 2024, terkait kasus doping positif yang melibatkan petenis berkebangsaan Polandia, Swiatek, dengan penanganan situasi oleh pihak berwenang dianggap sebagai penyebab ketidakpercayaan awak media dan para penggemar. Banyak pihak yang menunjukkan perlakuan istimewa terhadap petenis berkebangsaan Polandia, membandingkan kasus tersebut dengan beratnya sanksi yang dijatuhkan kepada mantan petenis peringkat 1 dunia, Simona Halep.

Salah satu lembaga yang menimbulkan keraguan di kalangan penggemar dan reputasinya mungkin telah ternoda pada musim 2024 adalah ITIA, organisasi yang bertanggung jawab untuk menangani kasus juara French Open musim 2024 dan petenis peringkat 1 dunia, Sinner.

Banding yang diajukan WADA terhadap kasus petenis berkebangsaan Italia, Sinner dapat berakhir dengan mengungkap tindakan ITIA, tetapi direktur eksekutif ITIA, Karen Moorhouse membahas masalah tersebut dalam pernyataan yang ia berikan kepada Tennis365.

“Aturan dan prosedur yang diterapkan sama kepada semua petenis. Setiap kasus berbeda dan rumit, sehingga sulit untuk menyamakan kasus doping petenis yang berbeda dan membuat perbandingan di antara mereka, karena detail kasus yang bersangkutan telah menjadi perbedaan,” ungkap Moorhouse.

Petenis berkebangsaan Rumania, Halep telah mengeluhkan dengan keras tentang apa yang ia lihat sebagai penganiayaan tanpa pandang bulu dibandingkan dengan petenis berkebangsaan Polandia dan petenis berkebangsaan Italia.

“Apa yang terjadi dalam kedua kasus sama sekali berbeda. CAS memutuskan bahwa Halep mengkonsumsi suplemen kolagen yang terkontaminasi, sedangkan kasus Swiatek melibatkan obat-obatan yang diatur untuk rutin ia konsumsi. Tingkat rasa bersalah dan tanggung jawab sangat berbeda di antara mereka, karena petenis berkebangsaan Polandia tidak tahu tentang kontaminasi tersebut,” simpul Moorhouse menanggapi kontroversi besar tersebut.

Ia juga menjelaskan mengapa petenis berkebangsaan Polandia diizinkan untuk turun di WTA Finals dan Billie Jean King Cup Finals, lalu diskorsing lagi selama delapan hari.

“Waktu mulai berjalan sejak hari ia menerima surat dakwaan, kemudian ia diskors sementara. Sebagaimana yang menjadi haknya menurut peraturan, ia mengajukan keberatan atas skorsing sementara dan bandingnya dikabulkan. Ketika diputuskan bahwa sanksi terakhir adalah skorsing selama satu bulan, 22 hari yang ia lalui dalam skorsing sementara mengurangi hukuman, itu artinya ia hanya memiliki sisa skorsing selama delapan hari,” tutur Moorhouse.

Artikel Tag: Tenis, Iga Swiatek, Simona Halep

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru