Agus Yuwono Akui Adanya Match Fixing Di Indonesia
Nasional – Mantan pelatih Gresik United, Agus Yuwono, mengungkapkan adanya praktik pengaturan skor dalam sepak bola Indonesia. Agus Yuwono menuturkan, pernah menjadi orang yang coba disuap oleh seorang bandar judi agar bersedia ikut menjadi pelaku match fixing di klub yang ditangani.
Dalam jumpa pers yang digelar di salah satu restoran kawasan Senopati, Jakarta, Rabu (17/6) lalu. Agus menjelaskannya secara detail mengenai praktik tersebut.
"Saya mengalami tiga kali percobaan disuap. Satu kali saat masih menangani Persidafon Dafonsoro, serta dua kali ketika menangani Gresik United," ujar Agus Yuwono kepada wartawan.
Mantan pelatih Persik Kediri ini juga mengungkapkan, laga yang coba diatur adalah Persiwa Wamena kontra Persidafon di Wamena pada Indonesia Super League 2013. Kemudian, laga Gresik United melawan Persik Kediri, dan Gresik United versus Barito Putera. Dua laga itu dimainkan di kandang Gresik United.
"Waktu sama Persiwa, saya awalnya mau dikasih imbalan Rp150 juta. Bandarnya minta skor waktu itu 3-0 atau 3-1, tapi saya tidak mau. Sampai sebelum laga, mereka menghubungi lagi mau tambah Rp50 juta, saya tetap tidak mau. Hingga akhirnya, kami tetap kalah 1-0," terang Agus.
"Berikutnya, saat di Gresik saya diimingi Rp200 juta. Saya tidak mau karena saya ingin menang di kandang. Tapi nyatanya, pada saat selesai pertandingan hasilnya imbang sesuai keinginan bandar. Saya marah sama si penghubung ini, katanya semua sudah diatur," tambahnya.
"Yang aneh lagi, saya itu biasanya kalau pertandingan selalu berdiri di pinggir lapangan. Tapi ketika itu, saya diminta CEO waktu itu, untuk hanya duduk di bench pemain, dan asisten pelatih yang berdiri di pinggir lapangan," sambungnya.
Mantan pelatih Arema U-21 ini berharap, hal seperti ini tidak terulang lagi. Maka itu, dirinya berani menjadi saksi untuk kasus pengaturan pertandingan apabila memang dibutuhkan.
"Modusnya banyak, bisa lewat telepon, runner, atau orang suruhan. Saya sampaikan hal seperti ini supaya besok-besok ada perubahan. Saya sangat menyayangkan ada seperti ini, ini tidak bagus untuk sepakbola Indonesia. Saya ingin ini ada akhirnya," pungkasnya.